Rabu 08 May 2019 17:18 WIB

Kemendikbud: Kondisi Ekonomi Keluarga Pengaruhi Hasil UN

Kondisi sosial ekonomi yang baik cenderung memiliki capaian UN yang tinggi.

Pelajar SMP saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Pelajar SMP saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno mengatakan kondisi ekonomi keluarga dari seorang siswa memengaruhi hasil Ujian Nasional (UN) yang diraihnya. "Secara umum, terdapat hubungan yang kuat antara kondisi sosial ekonomi (siswa-red) dengan capaian hasil UN-nya. Kondisi sosial ekonomi yang baik cenderung memiliki capaian UN yang tinggi," ujar Totok di Jakarta, Rabu (8/5).

Hal tersebut didapat dari hasil angket yang diisi siswa usai UN berlangsung. Angket diisi sebanyak 512.500 siswa (25,94 persen) peserta UNBK SMA/MA 2019. Setiap sekolah maksimal 60 siswa mengisi angket. Jumlah sekolah responden adalah 8.549 SMA/MA.

Baca Juga

Meski demikian, ada sebagian kelompok siswa dari keluarga kurang mampu namun memiliki capaian hasil UN yang bagus. "Terdapat 19 persen dari total responden angket UN yang berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki prestasi yang baik atau daya juang tinggi," tambah dia.

Totok menambahkan daya juang yang tinggi tersebut sangat dibutuhkan agar menjadi bangsa yang besar. Ia memberi contoh Vietnam yang anggaran per siswanya sama dengan Indoneisa, namun peringkat Programme for International Student Assessment (PISA)-nya lebih tinggi dari Jerman. "Daya juang yang tinggi ini sangat berhubungan dengan prestasi seseorang pada masa depan," kata Totok menegaskan.

Dia menambahkan proses belajar tidak hanya membutuhkan kesabaran tetapi juga daya juang yang tinggi tersebut. Siswa yang memiliki daya juang tinggi bisa membuktikan memiliki prestasi yang sama dengan siswa yang berasal dari keluarga serba ada.

Sebelumnya, Kemendikbud merilis nilai rata-rata UN tingkat SMA/SMK/MA yang mengalami kenaikan tipis. Nilai rata-rata UN tingkat SMK untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami kenaikan 1,9 poin, Matematika juga naik 1,53 poin, Bahasa Inggris naik 1,19 poin, dan teori kejuruan naik 1,4 poin.

Nilai rata-rata untuk SMK yakni Bahasa Indonesia 65,72, Bahasa Inggris 35,36, Matematika 35,26, dan teori kejuruan nilai rata-rata 44,12 atau secara keseluruhan nilai rata-rata 46,72.

Sedangkan untuk nilai rata-rata UN SMA, juga mengalami kenaikan. Untuk siswa jurusan IPA, Bahasa Indonesia naik 1,58 poin, Bahasa Inggris naik 0,06 poin, Matematika naik 2,04 poin, Fisika naik 2,2 poin, Kimia turun 0,22 poin dan Biologi naik 1,83 poin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement