Rabu 08 May 2019 16:50 WIB

Forkom Fakultas Kedokteran PTS Jakarta Ingin Jadi Barometer

Jakarta memiliki Fakultas Kedokteran terbanyak di Indonesia.

Diskusi Forum Komunikasi (Forkom) Fakultas Kedokteran (FK) Perguruan Tinggi Swasta Jakarta.
Diskusi Forum Komunikasi (Forkom) Fakultas Kedokteran (FK) Perguruan Tinggi Swasta Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Komunikasi (Forkom) Fakultas Kedokteran (FK) Perguruan Tinggi Swasta Jakarta berkomitmen menjadi barometer bagi keberadaan forum komunikasi FK. Bukan hanya FK di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Jakarta tetapi juga PTS seluruh nusantara.

Komitmen ini disampaikan Pengurus Forkom FK dalam diskusi yang digelar kali pertama. Diskusi dilakukan usai pelantikan Kepengurusan Forkom FK PT di DKI Jakarta yang diketuai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Rika Yuliwulandari, di Ruang Senat Universitas Yarsi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Diskusi dihadiri Ketua Yayasan Yarsi Jurnalis Uddin, Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal, mantan Ketua Forkom FK dari Universitas Trisakti Suriptiastuti. Lalu Anggota Forkom yang juga Dekan FK dan Ilmu Kesehatan Unika Atmajaya Jakarta Yuda Turana, Anggota Forkom dari FK Universitas Tarumanegara Tom Surjadi, senior Forkom dari FK UKI Robert Sirait, serta Ida Ratna dari FK Yarsi yang mewakili Rika Yuliwulandari karena berhalangan hadir.

Yuda Turana mengatakan Forkom Fakultas Kedokteran di Jakarta dibentuk untuk merespons isu-isu penting dan mencari solusi terhadap kebutuhan anggotanya yang kini berjumlah 12 Fakultas Kedokteran PTS di wilayah Jakarta. Peran strategis lainnya untuk menjadikan Forkom FK menjadi barometer. "Benchmark bagi kerja sama pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat antar-FK sesuai dengan misi yang diemban Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujarnya.

Menurutnya ada keunikan dan kelebihan FK khususnya yang ada di Jakarta, yakni selain berada di Ibu Kota dan tercatat paling banyak FK-nya. Posisi strategisnya, segala sesuatu yang dilakukan oleh FK di Jakarta akan ditunggu dan dimonitor atau menjadi role model bagi daerah lain.

"Nilai filosofisnya, achievment yang dilakukan Forkom FK di Jakarta menjadi barometer daerah lain. Ini karena aksesibilitas dan dukungan sarana dan prasarana di Ibu Kota lebih memadai dan besar kesempatannya," kata Yuda.

Termasuk misalnya di setiap FK ada keunggulan masing-masing. Tapi diantara anggota Forkom tidak memunculkan ego sentris. "Justru ketika ada kebutuhan dan kepentingan yang sama maka Forkom berusaha menjadi mediator dan fasilitator untuk mencari solusi secara bersama," kata Yudha menjelaskan.

Anggota Forkom Suriptiastuti mengatakan Kepengurusan Forkom FK PTS di Jakarta saat ini melanjutkan dari kepengurusan sebelumnya. Ketua Forkom dipilih secara bergiliran. Dr Tuti panggilan akrabnya menyebut Forkom FK awalnya dibentuk karena adanya ujian negara yang diberlakukan kepada mahasiswa kedokteran di PTS.

"Perjuangan Forkom waktu itu berusaha meyakinkan agar FK PTS tak perlu ujian negara lagi," ujar Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FK Trisakti ini.

Sementara Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal merespons positif eksistensi Forkom FK yang saling mendukung dan sinergi untuk memperjuangkan aspirasi bersama. Saat ini sudah berdiri 89 FK se-Indonesia, terdiri dari 40 FK negeri dan sisanya swasta. "FK swasta justru lebih besar, wajar jika tiap FK punya kekhususan," ujar dia.

Fasli menyatakan FK negeri sudah mempunyai ayah kandung yakni pemerintah. Sedangkan FK swasta perlu paguyuban untuk menyatukan pendapat dan berbagi pengalaman dalam melakukan pendekatan kepada regulator yakni pemerintah. "Kita juga tetap harus bersinergi dengan FK negeri," imbuh dia.

Ketua Forkom FK Rika Yuliwulandari mengapresiasi kehadiran dan perhatian para senior dalam kepengurusan Forkom sebelumnya yang masih selalu peduli. Para senior bisa bersilaturahmi dan saling berkoordinasi dalam memajukan serta menjaga eksistensi Forkom. "Karena para senior memang masih sangat dibutuhkan dalam membantu pengembangan FK untuk merespon tuntutan perubahan global," ujar dia.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi ini mengatakan harmonisasi dan sinergitas antaranggota Forkom bisa menjawab tantangan dan dinamika perkembangan. Baik dari sisi pendidikan dan pengajaran, litbang serta pengabdian kepada masyarakat luas. Semua dilakukan sesuai pedoman Tri Dharma Perguruan Tinggi.

photo
Universitas Yarsi akan menjadi host dalam International Conference on Bioinformatics 2019 (Apbionet).

Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Yarsi Jurnalis Uddin mengatakan kabar baik bahwa Universitas Yarsi akan menjadi host dalam International Conference on Bioinformatics 2019 (Apbionet). Acara ini bersamaan dengan Southeast Asia Pharmacogenomics Research Network (SEAPharm) Meeting dan Goblet Annual General Meeting yang akan dihelat  September mendatang.

"Perjuangan ini tidaklah mudah karena harus bersaing dengan negara lain. Namun berkat upaya dan meyakinkan secara keras, akhirnya panitia internasional menyetujui kita jadi host," ujar Jurnalis.

Prof Jurnalis mengharapkan kawan-kawan di Forkom bisa bicara dalam konferensi internasional itu. Terlebih, Bioinformatics sebagai ilmu baru gabungan teknologi informasi (TI) dan biologi adalah hal yang baru. Orang TI harus mau belajar Ilmu Biologi begitu pun sebaliknya orang Biologi harus belajar ilmu TI.

"Saya kira ini bagus dan prospektif. Ke depan pasti banyak peminatnya, maka Yarsi juga akan menyiapkan Prodi ini, tentu dengan memenuhi persyaratan yang diberlakukan," kata Jurnalis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement