Rabu 08 May 2019 14:23 WIB

Ramadhan Duka di Palestina

Warga Palestina melalui Ramadhan di tengah serangan gencar zionis Israel

Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).

Militer Israel melakukan serangan ke 100 sasaran di Palestina yang menyebabkan 100 orang tewas termasuk ibu dan bayinya yang berusia 14 bulan. Di saat yang sama Israel mengklaim bahwa gerilyawan di Jalur Gaza telah menembakan lebih dari 400 roket ke wilayahnya sejak akhir pekan ini.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menempatkan tanggung jawab pada Palestina untuk "menghentikan kekerasan dan bekerja menuju perdamaian" ujarnya dalam sebuah tweet pada Minggu, 5 Mei 2019 malam waktu lokal.

Baca Juga

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini memberikan pernyataan kontroversial. Ia mengumumkan akan memperluas kedaulatan Israel atas pemukiman di wilayah Tepi Barat (West Bank) jika kembali terpilih dalam pemilu. Dengan penuh kesombongan ia juga mengatakan negara Palestina tidak akan pernah terbentuk.

Pemerintah Indonesia angkat bicara mengenai eskalasi konflik antara Jalur Gaza dan Israel sepanjang akhir pekan lalu, yang menewaskan 23 orang Palestina termasuk seorang ibu dan bayinya.

"Indonesia mengecam keras aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza (5/5)," tulis Kementerian Luar Negeri RI via twitter, Senin (6/5).

Kekerasan-kekerasan seperti itu terjadi akibat berlanjutnya pendudukan ilegal Israel di wilayah Palestina yang telah memakan korban jiwa dan kesengsaraan bagi penduduk sipil Palestina," lanjut Kemlu RI, "Memasuki bulan suci Ramadan, Indonesia mendesak agar semua bentuk kekerasan dihentikan."

Suasana yang berbeda yang dihadapi muslim Palestina. Jika kita menyambut Ramadan dengan penuh suka cita. Maka mereka masuk ke dalam Ramadan dengan ketakutan yang amat sangat. Bahkan hilang nyawa.

Perang yang tak berkesudahan. Terjadi selama lebih dari 70 tahun, Israel menduduki wilayah Palestina. Sejak itulah muslim Palestina berjuang sendirian. Berhadapan dengan Israel dan musuh-musuh Islam yang saling bersekutu, bukanlah hal yang mudah.

photo
Asap tebal terlihat di Gaza, Palestina, Ahad (5/5), setelah dihantan roket Israel.

Kecaman dari berbagai negara termasuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak akan meredakan serangan Israel. Serangan senjata harusnya dihadapi dengan kekuatan senjata lagi. Jika tidak, musuh-musuh Islam akan berbuat semena-mena melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Mengambil hak umat, bahkan menghabisi nyawa mereka.

Oleh sebab itu perlu adanya persatuan umat. Ummatan waahidatan seperti yang diseru kepada seluruh kaum muslim. Bahwasanya seluruh kaum muslim bersaudara. Sakit yang diderita saudara kita di belahan bumi yang jauh, harusnya bisa dirasakan oleh muslim yang lain. Bukan sekedar mengecam. Tapi benar-benar menghilangkan segala bentuk penjajahan di muka bumi.

Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement