Selasa 07 May 2019 21:15 WIB

Pejuang Jalan yang Harus Rela Berbuka tak Bersama Keluarga

Pejuang jalanan yang mencari rezeki harus rela berbuka tak bersama keluarga

Ojek Online (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ojek Online (Ilustrasi)

Matahari sudah semakin terbenam di ujung petang. Kumandang azan pun mulai bersahut-sahutan dari masjid ke masjid. Sebagian orang sudah mulai mempersiapkan diri untuk berbuka puasa bersama keluarga dan juga orang-orang terdekat.

Namun ternyata tidak semua orang bisa melakukan aktivitas tersebut tiap waktunya di bulan Ramadhan. Sebagian orang lainnya masih harus merelakan waktunya diluar rumah untuk bekerja sekaligus berbuka puasa di jalan.

Baca Juga

Salah satu profesi yang biasa kita temui di jalan yaitu Ojek Online. Maghrib kali ini,  di sekitar wilayah Kota Bekasi sebagian driver ojek online ini harus rela berada diluar rumah dan berbuka di pinggir-pinghir jalan. 

Salah satu dari driver ojek online yang ditemui Republika.co.id adalah Effendi (24),  di depan Mall Sumareccon Kota Bekasi, pada Selasa,  (7/5). Mall Sumarecon Bekasi menjadi salah satu tempat "mangkal" yang cukup ramai bagi para driver ojol, termasuk Effendi.

Effendi menceritakan dua hari pertama di bulan Ramadhan dirinya tidak bisa merasakan buka puasa bersama keluarganya di rumah. Ia harus rela menghabiskan waktunya di jalan untuk mencari penumpang. 

" Dari hari pertama sudah buka puasa dijalan. Hari ini aja didepan Sumareccon, cuma pake air putih dan gorengan saja. Kalau dirumah biasanya lebih banyak," Katanya. 

Menurutnya penghasilan selama di awal bulan Ramadhan tidak jauh berbeda dengan hari biasanya. Namun yang membedakan, ketika puasa stamina jadi agak berkurang karena rasa lapar dan haus mendera. Terkadang juga ia merasa tidak berkonsentrasi ketika membawa penumpang di jalan. 

" Kalau puasa jadi agak lemes dan ngantuk juga. Tadi saja saya hampir jatuh di jalan yang berlubang karena mengantuk, untung saja penumpang tidak apa-apa dan tidak komplain," Katanya. 

Ia pun sebenarnya tak ingin berlama-lama di jalan ketika bulan Ramadhan. Namun kalau ia tak berangkat, ia tak bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia juga sangat menyayangkan banyak waktu yang terbuang karena tidak bisa melaksanakan buka puasa bersama keluarga dan tidak bisa melakukan rangkaian ibadah lainnya dengan baik di bulan Ramadhan tahun ini. 

" Ya sudah tuntutan hidup harus seperti ini, mau gimana lagi. Saya juga inginnya dirumah buka sama keluarga dan ikut shalat tarawih di masjid, tapi ya nggak bisa",  Katanya. 

Setelah berbuka dan menunaikan shalat maghrib pun,  Effendi harus segera bergegas mencari penumpang lagi. Ia ingin mendapatkan beberapa pemumpang lagi dan menutup poin pada hari itu agar segera bisa lekas kembali kerumah dan beristirahat.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement