Sabtu 04 May 2019 18:23 WIB

Meningkatkan Budaya Disiplin Siswa Melalui Ceruk Ilmu

Pendampingan dari SLI membantu siswa menjadi lebih disiplin.

Membaca dengan tertib sebagai bentuk disiplik (ilustrasi).
Foto: dompet dhuafa
Membaca dengan tertib sebagai bentuk disiplik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membentuk karakter siswa bukanlah suatu perkara yang dapat dilihat hasilnya dalam waktu yang sangat cepat. Pembiasaan akan terlihat dengan seiring waktu, dilakukan secara terus menerus dan konsisten.

Hal ini dialami oleh SDN Inpres Pandai yang merupakan sekolah dampingan Sekolah Literasi Indonesia (SLI) yang bertempat di Kabupaten Bima, NTB. Sekolah ini memiliki siswa yang cukup banyak dan nomor ketiga penerima dana BOS terbesar di Kabupaten Bima, namun budaya sekolah yang belum cukup baik sehingga masih banyak siswa-siswi yang bertingkah kurang baik salah satunya sikap disiplin.

Mulanya, guru-guru banyak mengeluh tentang sikap siswa yang sulit diatur, bersikap sesuka hati tanpa memikirkan resiko sikap yang mereka tunjukkan. Sudah banyak metode yang guru-guru lakukan namun tetap saja sama yaitu tidak berdampak pada perubahan sikap setiap siswa.

Saat SLI mendampingi SDN Inpres Pandai, perubahan sikap siswa-siswi sudah mulai terlihat pada bulan Desember 2018 dan sampai sekarang yaitu bulan April. Perubahan sikap siswa-siswi SDN Inpres Pandai sudah mulai membaik.

Hal itu dikemukakan oleh Ririn selaku guru kelas II dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim SLI pusat yaitu Febriani. Dalam diskusi tersebut, Ririn mengucapkan terimakasih kepada SLI sebab dengan adanya pendampingan di SDN Inpres Pandai siswa-siswi mulai menerapkan budaya disiplin.

“Saya melihat sudah banyak perubahan yang terjadi seperti siswa-siswi yang dulunya ketika mereka membaca buku harus berebutan dan dorong-dorongan sekarang mereka mulai menghargai satu sama lain dan membudayakan mengantre. Seorang siswa tidak akan berani menganggu temannya yang lagi memilih buku yang akan ia baca sebelum temannya tersebut selesai memilih,'' kata Ririn.

Hal ini juga dirasakan oleh Hajar, guru kelas III. Dia mengatakan bahwa selalu menyampaikan kepada siswa-siswinya bahwa buku ceruk ilmu adalah buku sejuta ilmu, harus dipelihara dengan baik, tidak boleh sobek apalagi kusut, selalu dibaca sebab itulah salah satu kunci untuk meraih cita-cita. Hajar pun menyampaikan bahwa ada hukuman bagi siswa yang bersikap tidak baik ketika mengambil buku.

Metode ini dia dapatkan ketika mengikuti pelatihan-pelatihan guru yang diadakan oleh kawan SLI salah satunya tentang membuat peraturan kelas maupun sekolah. Perubahan yang sedikit demi sedikit mulai terlihat tersebut diharapkan oleh semua guru untuk tetap didampingi oleh SLI Dompet Dhuafa.

Pelatihan yang dilakukan oleh Kawan SLI dinilai sangat bermanfaat bagi guru-guru dalam membantu kinerja mereka dalam mengajar maupun mendidik siswa-siswi. Mereka merasa harus lebih banyak belajar lagi agar sekolah mereka SDN Inpres Pandai bisa menjadi sekolah yang maju walaupun membutuhkan proses yang tidak instan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement