Kamis 02 May 2019 02:10 WIB

SMA Bina Insani Gelar Wisuda Angkatan Ke-22

Sebanyak lima wisudawan sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes.

Suasana wisuda SMA Bina Insani Angkatan XXII.
Foto: Dok SBBI
Suasana wisuda SMA Bina Insani Angkatan XXII.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- SMA Bina Insani tahun ini meluluskan 97 siswa Angkatan XXII tahun pelajaran 2018/2019. Para wisudawan dilepas di Braja Mustika Hotel dan Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat, Senin (29/4).

Para senat Sekolah Bosowa Bina Insani School (SBBI)  --  yang terdiri dari Direktur Bosowa School, Wakil Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah, Kepala SMA, Wakasek dan Wali Kelas --  meresmikan pelantikan wisudawan.  Satu per satu siswa dipanggil ke mimbar untuk menerima surat pengesahan sebagai wisudawan lulusan SMA Bina Insani.

Kepala SMA, Dedi Supriyadi menyambut wisudawan, orang tua siswa dan juga tamu undangan yang hadir.  Ia  juga mengumumkan peraihan prestasi siswa terutama yang masuk perguruan tinggi tanpa tes.  “Sebanyak 5 orang siswa yang lolos ke FKM Undip, Teknik Lingkungan IPB, Bisnis IPB, Astronomi ITB dan PPKB UI Okupasi Terapi.  Alhamdulillah atas berkah Allah,” kata Dedi Supriyadi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/4).

Direktur Bosowa School, Asrul Hidayat, dalam sambutannya menjelaskan pelajaran penting dalam kehidupan dan masa depan, “ Kesuksesan bukan tujuan akhir tetapi adalah sebuah langkah perjuangan.  Success is a journey. Juga bukan berupa eskalator yang bisa mempercepat sampainya ke tujuan.  Namun merupakan anak tangga yang harus kita tapaki.  Menapaki tangga selanjutnya.  Anak tangga yang dilalui nantinya tentu melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi,” ujarnya.

Ia menambahkan, melalui tahapan pendidikan formal, siswa akan terjun ke masyarakat, entah empat  tahun lagi, tiga tahun lagi, dua  tahun lagi atau bahkan tambahan dua  tahun lagi masing-masing  saat S2 dan S3.  “Semua yang kita dapat menjadi tools -- pegangan saat kita terjun ke masyarakat. ilmu pengetahuan (knowlwdge), skill (hand on), dan sikap (attitude).    Di kampus diberikan pengetahuan dan keterampilan, namun sikap tidak ada SKS-nya.  Selama bersekolah di sini alhamdulillah sikap menjadi sesuatu hal yang dibangun sejak dini,” tuturnya.

Ia lalu mengutip hasil riset Harvard University  yang menyebutkan, pengetahuan hanya berpengaruh 20 persen, attitude-lah yang mendominasi yaitu 80 persen. “Jangan hanya  indeks prestasi (IP) tinggi tetapi harus ditunjang attitude,” ujarnya.

photo
Guru-guru SMA Bosowa Bina Insani.

Menurutnya, kemenangan akan diraih kemudian hari bila attitude terpelihara.  National Knowledge Commision menyebutkan bahwa kepentingan pengetahuan berada di urutan 17. Urutan 1-16 adalah atttitude.  Toyota berkembang besar karena memelihara attitude sebagai prinsip perusahaannya.  IP  belajar itu penting, namun sikap lebih penting,” paparnya.

Asrul  menyampaikan terima kasih terhadap orangtua wisudawan yang telah berdedikasi menyekolahkan anaknya selama 14 tahun di Bina Insani dan memberikan kepercayaannya kepada Bina Insani untuk mendidik putra-putrinya semenjak TK sampai tamat SMA.

Kasi Pelayanan Kantor Cabang Dinas Wilayah 2, Satari yang juga hadir di wisuda SMA Bina Insani, memberikan apresiasi dan motivasi.  “Selamat kepada wisudawan yang sudah menuntaskan pembelajaran melalui UNBK, yang akan menerima kelulusan nanti di tanggal 13 Mei. Adalah suatu kebahagiaan bagi orang tua bisa menyekolahkan di lembaga yang bukan saja fokus pada pengembangan intelektual, namun juga pendidikan karakter, integritas dan solidaritas seperti di Bina Insani.  Apalagi sudah ada yang lulus diterima di PT.  Apresiasi mendalam terhadap pengelolaan di Bina Insani yang nyata bagus. Dari penyelenggaraan wisuda hari ini di Braja Mustika menunjukkan bukan hanya retorika dengan semangat hasil yang luar biasa,” tuturnya.

Ia menambahkan, wisudawan adalah pemimpin mendatang.  Patut disadari bahwa harapan diraih melalui  itikad, usaha, dan proses yang baik.  Meski permasalahan pendidikan pelik, lini pendidikan beragam, oleh karena itu diperlukan untuk mengubah haluan dan mind set. 

Ia menegaskan, sukses itu bukan hanya menjadi dokter atau insinyur.  Hal ini bukan segala-galanya.  

“Jangan pernah memaksakan.  Sesuaikan minat dan bakat diri.  Kenali daya saing, bisa menilai kemampuan dan mengukur diri, juga cari alternatif PT.  Mungkin kampus tidak beken, bukan masalah menyukai atau menyenangkannya saja,  namun yang penting lihat apakah kegiatannya mengembangkan perilaku dan mengasah sikap.  Tekuni dan terus telateni sungguh akan menjadi barokah,” tambahnya.

Pada acara  wisuda ini juga dipersembahkan pemberian penghargaan kepada siswa yang meraih prestasi bidang akademik, juara umum, serta prestasi bidang non-akademik di bidang agama, olahraga, organisasi, bahasa, seni, dan lingkungan.  Selain itu,  penentuan wisudawan terbaik yang penilaiannya akumulasi selama siswa belajar di SMA Bina Insani.

Kesan dari wisudawan yang diwakili Shafa Skadini sungguh mengharukan.  “Kami berterima  kasih sekali atas kesempatan yang Allah berikan untuk menuntaskan pembelajaran di SMA untuk menempuh pengalaman, merasakan momen kebersamaan yang indah.  Doakan kami semoga rasa tanggung jawab bisa melekat dalam diri dalam rangka mengamalkan ilmu.  Kami berterima kasih sedalam-dalamnya kepada guru-guru  kami yang telah mendidik dengan ikhlas, membimbing dengan tulus dan menjadikan kami pribadi yang lebih baik.  Berjuta terimakasih kepada orangtua kami.  Hanyalah doa semoga semua mendapat surga terbaik.  Teruntuk kawan-kawanku, doa terbaik bagi kalian.  Rindu menghasilkan temu. Masa lebih indah menanti saat nanti kita masih bisa berkomunikasi dan berkumpul. Selamat jalan,” tuturnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement