Senin 29 Apr 2019 22:12 WIB

Jangan Sampai Kita Tertinggal karena Malas

Sebagai muslim jangan sampai kita tertinggal karena malas

Anak Laki laki SD Malas Belajar (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Anak Laki laki SD Malas Belajar (ilustrasi).

Malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut. Seorang yang malas bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah.  Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk melakukan pekerjaan itu disebabkan presepsi dalam dirinya yang negatif. Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan. 

Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor ‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya.

Bagi seorang muslim belajar adalah kewajiban sepanjang hayat. Hidup tanpa belajar bagaikan raga tanpa jiwa. tapi seringkali kita malas belajar khususnya anak-anak sekolah. Padahal muslim tak boleh tertinggal karena malas

Berikut alasan mengapa kita sering malas belajar:

1. Sulit memahami soal atau pelajaran

Permasalahan satu ini sering dijadikan alasan untuk malas belajar karena kalau sudah sulit dengan soal dalam mata pelajaran kita jadi dipusingkan dengan pelajaran tersebut, untuk mengatasi permasalahan tersebut kita bisa belajar bersama-sama dengan teman atau kita sering sebut belajar kelompok, dengan belajar kelompok kita bisa sharing berbagai soal yang sulit dengan teman kita.

2. Lingkungan sekitar

Lingkungan sangatlah berpengaruh dalam proses belajar. Apabila Lingkungan kita tidak nyaman maka secara otomatis kita akan malas belajar, Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita menciptakan lingkungan se-nyaman mungkin.

3. Nge-game

Apabila kita keseringan nge-game maka kita secara otomatis akan malas belajar karena kita sudah nyaman dengan game yang kita mainkan dan "sangat" berat meninggalkan game yang kita mainkan untuk beranjak belajar. untuk mengatasi permasahan tersebut hendaknya kita atur waktu belajar dan bermain kita.

4. Mood

Mood adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam proses belajar kita, apabila kita sedang tidak mood kita akan sangat sangat malas belajar, untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita ciptakan mood yang enak untuk belajar.

5. Sarana yang tidak mendukung

Sarana yang tidak mendukung merupakan salah satu faktor penyebab kemalasan dalam belajar. jika sarana tidak atau kurang mendukung untuk belajar kita akan malas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya kita mempunyai sarana yang cukup mendukung untuk belajar misalnya buku ,ballpoint, pensil, meja belajar, kursi, buku pelajaran dll.

6. Keadaan fisik yang kurang sehat

Apabila kita sakit jangankan belajar mau makan pun kita malas, maka dari itu kita syukuri anugrah sehat yang telah diberi Allah dengan cara kita menjaga kesehatan. dengan keadaan fisik yang sehat kita akan semangat belajar.

Jika rasa malas ini terus dibiarkan, maka lambat laun akan semakin “kronis” dan berkarat. Akibatnya kita menjadi insan yang tidak produktif bahkan stag. Terlebih di era persaingan 4.0 yang sangat ketat menuntut kita untuk lebih kreatif dan inovatif.

Jika kita masih terbelenggu dengan sifat malas, maka siap-siap tertinggal bahkan dilindas oleh zaman. Tengoklah para ilmuwan muslim terdahulu, mereka bukan hanya kuat dari sisi keimanan dan ketaqwaan akan tetapi juga berprestasi dan menghasilkan segudang karya yang bermanfaat untuk umat.

Pengirim: Hanah Nuraenah

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement