Jumat 26 Apr 2019 15:36 WIB

Sore Sebelum Kenduri

Sial benar ibu Nyak Syukri karena bermenantukan perempuan hampir seumurannya

Sore Sebelum Kenduri
Foto:

Keesokan hari, para tamu mulai berdatangan, semakin lama, semakin ramai saja. Remaja perempuan berdiri di belakang meja prasmanan yang disediakan untuk tamu perempuan, mereka memakai gaun brokat dan bibir bergincu. Remaja pria berada di belakang meja prasmanan yang disediakan untuk tamu laki-laki, mereka memakai baju batik dan bertugas melayani tamu laki-laki.

Ketika tamu sedang ramai-ramainya, di meja prasmanan mulai terlihat adanya kepanikan yang terus menjalar ke arah dapur, pada orang-orang yang bertanggung jawab untuk menyuplai makanan ke meja prasmanan. Ayam rendang yang disediakan kemarin sudah sangat menipis dan hampir habis, padahal matahari belum naik ke atas kepala dan rombongan pengantar mempelai perempuan juga belum sampai.

Salah seorang dari mereka menghubungi pemilik rumah yang juga menjadi sangat panik, sementara para tamu terus berdatangan seperti semut mengerubungi gula. Adik laki-laki Kak Puteh naik motor bersama salah seorang tetua desa untuk membeli ikan segar di pasar.

Dalam kepanikan pemilik rumah dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk  komsumsi; di belakang rumah, di bawah salah satu terpal, Kak Nun terlihat mendekati Kak Na, setelah memaki beberapa kali, dia mulai menjambak Kak Na yang dituduh telah menghinanya kemarin sore. Tidak dijelaskan siapa yang telah menyampaikan hal tersebut pada Kak Nun.

Kak Na yang tidak siap, tidak sempat menghindar, jilbabnya lepas dari kepala, dia mulai menangis sementara Kak Nun menjerit marah-marah. Perhatian mereka yang tadinya panik karena kehabisan lauk untuk kenduri beralih pada kedua perempuan itu.

Salah seorang lelaki berkumis yang mencoba melerai keduanya malah kena cakar kuku Kak Nun, lelaki itu memaki beberapa kali. Kemudian, muncul Nyak Syukri yang menarik tangan istrinya untuk menjauh dari tempat itu. Kak Na terus mengatakan tak bisa menerima perlakuan Kak Nun yang menyerangnya begitu saja.

Lelaki tua yang sepertinya imum gampong, meminta Kak Na untuk menahan diri dan menyelesaikan masalah itu di masjid, di depan para tetua kampung untuk mencari keadilan, di mana pihak yang bersalah diharuskan membayar denda atau sekadar meminta maaf pada pihak yang lain. Kak Na menyetujuinya, kemudian berjalan pulang meninggalkan rumah kenduri.

Ikan segar sudah dibawa pulang dari pasar, beberapa perempuan tetangga Kak Puteh mulai membersihkannya: membuang sirip, ekor, isi dalam ikan, bagian ujung kepala dan ujung pipi ikan, sambil membicarakan perkelahian Kak Nun dan Kak Na yang baru saja berlangsung di depan mereka. Ikan selesai digoreng ketika ayam benar-benar habis di meja prasmanan. Mereka mencampur bumbu rendang dengan ikan bandeng goreng dan meletakkan di meja prasmanan.

Rombongan pengantin perempuan sudah sampai di pintu pagar, hantaran mereka diletakkan di atas selembar tikar, talam-talam yang berisi kue itu di tutup dengan tudung berkasab. Serombongan murid taman kanak-kanak yang sudah berhias dan dipakaikan baju adat mulai menari ranup lam puan di depan rumah, menyambut sang mempelai perempuan.

Musik menggiring anak-anak kecil itu yang membuat seekor kurcica ekor kuning yang bertengger di atas belimbing wuluh di belakang rumah menjadi cemburu. Burung itu mulai berkicau dan menari dari dahan ke dahan. Seekor kadal menggeleng-geleng kepala mengikuti irama ranup lampuan.

Keterangan:

Rapat Peujok Buet: Rapat kecil semacam rapat panitia kenduri di mana pemilik rumah membicarakan rencana kenduri bersama keluarga, tetua desa, dan handai taulan.

Imum Gampong: Lelaki yang dituakan di kampung biasanya menjadi penasihat kampung.

Tarian ranup lam puan: Tarian penyambutan tamu pada acara tertentu.

 

TENTANG PENULIS

IDA FITRI. Lahir di Bireuen pada 25 Agustus. Tulisannya pernah terbit di Koran Tempo, Republika, Kedaulatan Rakyat, Tabloid Nova, dan lain-lain. Kumcer Pertamanya berjudul Air Mata Shakespeare (2016).Kumcer keduanya Cemong ( 2017).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement