Rabu 24 Apr 2019 20:37 WIB

UNBK di Kota Solo Sempat Terkendala Server

Namun, secara umum pelaksanaan UNBK berjalan dengan lancar.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 10 Solo, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 10 Solo, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo sempat mengalami kendala server saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pelajar tingkat SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Namun, secara umum pelaksanaan UNBK berjalan dengan lancar.

Komisi IV DPRD Kota Solo melaksanakan inspeksi dadakan (sidak) di beberapa SMP yang melaksanakan UNBK, Rabu (24/4). Sidak dilakukan di SMP Negeri 27, SMP Negeri 9, SMP Negeri 10 dan SMP Negeri 11. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo, Asih Sunjoto Putro, menyatakan secara umum lancar pelaksanaan UNBK lancar. Hanya saja, masih ada kendala sedikit terkait server.

"Di SMP 27 terkendala ketika meng-upload data, siswa sudah selesai tapi meng-upload-nya terkendala. Tapi akhirnya tertunda dan bisa dilaksanakan," jelasnya kepada wartawan saat melakukan sidak di SMP Negeri 10 Solo.

Hari sebelumnya, lanjutnya, di SMP Negeri 27 Solo juga terdapat kendala keluarnya token mundur lima menit. Namun, selanjutnya tidak ada masalah. Sedangkan di SMP Negeri 10, pelaksanaan UNBK mundur 1,5 jam lantaran terkendala server pada Selasa (23/3). Di sekolah tersebut pelaksanaan UNBK dibagi menjadi dua sesi sehingga dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap siswa.

"Kalau misalnya tiga sesi kan sesi terakhir terlalu sore. Anak-anak bisa menerima. Kami pastikan besok semua lancar dan tidak ada yang mundur," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 10 Solo, Joko Slameto, mengatakan, rata-rata pelaksanaan UNBK berjalan lancar sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang dilaksanakan. Meskipun, dia mengakui pelaksanaan UNBK pada Selasa ada kendala server yang bermasalah. Di sekolah tersebut terdapat tiga server. Hanya satu server yang mengalami masalah. Sesuai aturan, sekolah diwajibkan memiliki server cadangan. Namun, server cadangan tersebut belum terdapat VHD karena hanya cadangan.

"Akhirnya kami lapor ke help desk kota, setelah itu membuat surat ke help desk provinsi dan dibukakan kuncinya. Kami copy ke server cadangan dan berjalan itu butuh proses waktu dan kami terpaksa mundur 1,5 jam," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement