Senin 22 Apr 2019 20:53 WIB

Toyota Pasarkan Kendaraan Hybrid Termurah

Pemerintah juga mendorong industri kendaraan ramah lingkungan

C-HR hybrid yang dipasarkan di Tanah Air
Foto: dok hiru muhammad
C-HR hybrid yang dipasarkan di Tanah Air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi hybrid yang sebelumnya hanya terdapat di kendaraan kelas premium, kini sudah dapat ditemui pada kendaraan kelas menengah dengan harga yang lebih terjangkau. Hal itu tampak pada penampilan Toyota C-HR hybrid yang resmi diluncurkan Senin (22/4).

Kehadiran Toyota C-HR hybrid bukanlah yang pertama kali bagi PT Toyota Astra Motor (TAM). Sebelumnya, Toyota Camry, Prius dan Alphard hybrid juga sudah dipasarkan di tanah air.  TAM menargetkan penjualan C-HR sebanyak 50 unit, 40 diantaranya jenis hybrid. 

Kendaraan ini memang khusus ditujukan bagi konsumen yang ingin tampil beda, terutama bagi mereka yang gemar mengemudi sendiri. "Kami mulai dari sini, nanti akan ada hybrid dengan harga yang lebih terjangkau," kata Marketing Director PT TAM, Anton Jimmi Suwandy.

Secara teknologi tidak banyak yang berubah antara hybrid dengan bahan bakar biasa. Hanya saja, pemilik harus rajin melakukan servis berkala sesuai petunjuk yang telah diberikan pabrik. Terutama servis baterei penggerak hybrid dan filternya. "Kami ingin sosialisasi teknilogi hybrid ke masyarakat, bahwa teknologi ini juga mudah perawatannya," tutur Anton. 

Kendaraan yang diimpor dari Thailand ini menggunakan mesin 2ZR-FXE berkapasitas 1.8 liter dengan transmisi 7 tingkat kecepatan, dan mampu menghasilkan 100 tenaga kuda. Sedangkan motor listriknya mampu menghasilkan tenaga sebesar 36 PS.

Kendaraan yang dipasarkan seharga Rp 523 juta per unitnya ini juga diklaim mampu menghemat BBM hingga 62 persen dibanding versi konvensional.  Emisi C02 lebih rendah sekitar 60 persen. "Untuk jenis hybrid ini yang termurah," kata Anton. 

PT TAM yakin pasar hybrid akan terus berkembang sejalan dengan permintaan pasar yang meningkat. Program low carbon emission vehicle (LCEV) yang sedang disiapkan pemerintah saat ini diharapkan mampu mendorong industri kendaraan ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.

Terutama yang berbasis hybrid electric vehicle (HEV), plug in electric vehicle (PHEV), battery electric vehicle (BEV) dan fuel cell electric vehicle (FCEV).

Saat ini pemerintah juga sedang membahas berbagai aturan untuk mengimplementasikan program LCEV. Termasuk pemberlakuan pajak karbon melalui mekanisme insentif dan disinsentif tarif pajak penjualan barang mewah (PPNBM) berdasarkan emisi CO2. Semakin rendah emisi CO2 makan tarif PPNBM juga rendah. 

Pengalaman PT TAM memasarkan kendaraan listrik di tanah air menunjukkan adanya minat pasar terhadap teknologi kendaraan tersebut. Selama ini konsumen di tanah air yang memilih kendaraan hybrid karena alasan kebutuhan kendaraan yang ramah lingkungan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement