Kamis 18 Apr 2019 23:46 WIB

Kader Bangsa Kirim Pemimpin Muda Studi ke Negara Sahabat

Dimas Oky melalui Kader Bangsa kirim Pemimpin Muda studi banding ke negara sahabat

Dimas Oky Nugroho
Foto: siperubahan
Dimas Oky Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat anak muda dan kewirausahaan sosial, Dimas Oky Nugroho, melalui Perkumpulan Kader Bangsa, menggelar program pelatihan dan pertukaran pemimpin muda ke sejumlah negara sahabat. Program bernama Indonesian Young Leaders Exchange Program tersebut akan memberangkatkan sekitar dua puluh pemimpin muda terpilih ke Singapura untuk angkatan pertama dan Australia untuk angkatan kedua.

Menurut Dimas yang merupakan penggagas dan koordinator Perkumpulan Kader Bangsa, besarnya populasi dan tingginya dinamika anak muda di era digital harus diimbangi dengan penguatan kapasitas dan komitmen sosial khususnya di bidang kebangsaan, kepemimpinan dan globalisasi. 

Isu pemberdayaan anak muda ini menjadi fokus Perkumpulan Kader Bangsa. Perkumpulan yang berdiri sejak 2011 ini menilai negara dan masyarakat harus lebih serius bekerja sama menangani isu kepemudaan.

Hal itu dinyatakan Dimas yang juga mantan Staf Khusus Kantor Kepresidenan di Jakarta (Jumat, 18/4). Menurutnya dalam menyelesaikan isu-isu keanakmudaan, mulai dari isu pendidikan, partisipasi, kesenjangan sampai ketenagakerjaan, negara harus dapat berkolaborasi dengan masyarakat sipil dan pihak swasta untuk menghasilkan dampak positif yang optimal dan berkelanjutan.

“Salah satu program kami sejak tahun 2011 berjalan adalah Kader Bangsa Fellowship Program atau KBFP. KBFP adalah pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan untuk anak-anak muda hebat dari Aceh sampai Papua. Program ini telah berjalan sebanyak delapan angkatan. Aktivitasnya memberikan workshop oleh pakar, sekaligus mempertemukan pemimpin-pemimpin muda dari seluruh nusantara dengan tokoh-tokoh publik berprestasi. Kami bekerja sama dengan sejumlah pihak yang memiliki kesamaan visi dalam menjalankan program ini”, ujar Dimas.

Dimas mengungkapkan IYLEP angkatan pertama akan berlangsung tanggal 21 sampai 24 April mendatang di Singapura. “Kita memilih Singapura sebagai perbandingan karena melihat adanya pengelolaan yang baik terkait pertumbuhan dan partisipasi anak muda yang sinergis dengan penguatan kapasitas pengetahuan, ekonomi kreatif, sosial politik dan budaya, olah raga, pengembangan komunitas serta regenerasi kepemimpinan ke depan”.

Sebanyak dua puluh anak muda dari sejumlah propinsi telah terpilih melalui seleksi yang ketat. Pemimpin-pemimpin muda ini berkisar di usia 18 sampai 25 tahun. Mereka adalah antara lain pengurus senat mahasiswa, wirausaha muda, peneliti dan akademisi, penulis dan pegiat konten kreatif, sampai aktivis masyarakat sipil, politisi dan jurnalis muda, serta profesional.

Dimas mengungkapkan program IYLEP angkatan kedua akan berjalan di bulan Agustus mendatang dengan studi banding ke Australia.

“Anak-anak muda Indonesia tidak boleh minder dan harus siap bekerja sama sekaligus bersaing dengan anak-anak muda dari negara maju lainnya. Itulah yang menjadi tujuan IYLEP, membangun mentalitas positif anak muda melalui pengalaman meski singkat namun berharga saat berinteraksi secara langsung dengan koleganya sesama anak muda hebat dari negara-negara lain. Ini kesempatan yang positif”, ungkap Dimas.

Dalam program studi banding yang juga didukung oleh Bakrie Untuk Negeri dan Bakrie Amanah, para pemimpin muda terpilih ini akan berkunjung ke sejumlah institusi pendidikan, pusat ekonomi kreatif dan digital, berdiskusi mengenai pelayanan publik serta kebijakan kepemudaan, mendapatkan pelatihan kepemimpinan dan pengembangan komunitas, serta berdialog dengan beberapa tokoh setempat dan Duta Besar RI untuk negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement