Sabtu 13 Apr 2019 07:49 WIB

Menristekdikti: Peserta UTBK Jangan Resah

Jumlah peserta UTBK gelombang pertama sebanyak lebih dari 600 ribu

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Mohamad Nasir
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menristekdikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan dimulai pada Sabtu (13/4) dan Ahad (14/4). Terkait hal ini, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengimbau agar para peserta tidak perlu resah.

"Saya memberikan harapan kepada seluruh rakyat Indonesia yang besok akan mengikuti UTBK jangan resah. Apabila hasil ujiannya kurang memuaskan masih ada waktu lagi, bisa mengulang sampai dua kali," kata Nasir, saat ditemui di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat (12/4).

Ia menjelaskan, peserta yang mengikuti ujian dua kali bisa memilih nilai mana yang lebih tinggi untuk nantinya didaftarkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diinginkan. Setelah itu, nilai akan diseleksi dan apabila diterima berdasarkan nilai tersebut maka tidak ada ujian lagi.

Menurut catatan dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), jumlah peserta UTBK gelombang pertama sebanyak lebih dari 600 ribu dan gelombang kedua lebih dari 500 ribu. Meskipun dengan jumlah peserta yang sangat banyak, Nasir berharap pelaksanaan ujian bisa berjalan dengan lancar.

"Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik. Ini dimulai tanggal 13 April dan 14 April, nanti setelah pemilu dilanjutkan lagi tanggal 21 April dan 22 April," kata Nasir.

Sistem masuk PTN melalui UTBK SBMPTN 2019 ini merupakan cara yang pertama kali dilakukan Indonesia. Nasir mengatakan, pihaknya telah mencoba melakukan studi banding ke negara lain termasuk Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.

Ia menjelaskan, sistem UTBK SBMPTN tahun ini bisa lebih memudahkan para peserta. Nilai yang didapatkan melalui hasil ujian, bisa digunakan untuk mendaftar ke PTN. Hal ini memudahkan peserta untuk memprediksi PTN mana yang memiliki peluang masuk lebih besar.

"Mudah-mudahan ini bisa membantu pada rakyat Indonesia. Enggak usah berbondong-bondong ujian di Jakarta misalnya. Katakan kita akan mendaftar di UI yang dari Papua cukup di Papua saja, nanti hasilnya bisa digunakan mendaftar di UI," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement