Rabu 10 Apr 2019 14:17 WIB

Kenaikan Harga Pangan tak Mengejutkan

Kenaikan harga pangan jelang bulan Ramadhan tak mengejutkan

Pekerja menata telur ayam di salah satu agen sembako di kawasan Manggarai, Jakarta, Ahad (22/7).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menata telur ayam di salah satu agen sembako di kawasan Manggarai, Jakarta, Ahad (22/7).

Bukan hal yang mengejutkan, apabila menjelang Ramadhan harga pangan mengalami kenaikan. Kemudian selanjutnya akan memicu kenaikan harga barang-barang yang lain. Pihak yang paling merasakan dampak kenaikan harga pangan adalah rumah tangga, terutama yang berkategori berpenghasilan rendah.

Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, seharusnya masalah ini sudah bisa diprediksi. Sehingga dapat diantisipasi atau diminimalisasi efek turunannya. Masyarakat pun tidak akan terbebani dengan lonjakan harga yang ekstrim.

Secara alami harga akan mengikuti hukum pasar, yaitu ditentukan oleh supply and demand (penawaran dan permintaan). Maka untuk menjaga stabilitas harga, negara harus memperhatikan faktor supply and demand ini. Di samping itu, menjaga dan mengawasi para pedagang agar tidak terjadi aksi penimbunan terhadap produk yang dibutuhkan masyarakat.

Pengirim: Ummu Athiyah, Pemerhati Masalah Sosial, tinggal di Makassar.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement