Selasa 09 Apr 2019 16:17 WIB

Umat Muslim Didzalimi, Sampai Kapan?

Negara bangsa telah nyata menjadi penghalang umat muslim melaksanakan kewajiban

Peta Mali. Ilustrasi
Foto: Aljazeera
Peta Mali. Ilustrasi

Kabar kondisi kaum muslim di beberapa negara kita dapatkan penuh dengan penderitaan. Lagi-lagi, terjadi pembantaian sadis terhadap salah satu etnis. Etnis Fulani yang menjadi korban pembantaian sekelompok orang  yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut. 

Sekelompok orang menggunakan senjata untuk membunuh ratusan orang, diantaranya warga sipil, anak-anak dan ibu hamil. Etnis Fulani adalah kelompok etnis semi-nonmadik (kelompok yang berpindah-pindah tetapi pernah menetap sementara di tempat itu) yang sebagian besar Muslim. Sedangkan Dogon, masyarakatnya adalah petani dan tinggal di tebing Bandiagara di Mali selama berabad-abad.

Baca Juga

Sementara di bumi Palestina tepatnya wilayah Gaza, kembali memanas. Serang militer Israel kembali dilakukan untuk mengepung Gaza. Sampai kapan derita umat Islam atas kekejian musuh-musuh Islam akan berakhir? 

Umat Islam telah memiliki ikatan yang lebih kuat, yakni ikatan iman yang akan langgeng sepanjang masa. Dibutuhkan etintas politik yang global, bukan negara bangsa untuk mewujudkan ikatan ini. Menjamin hak-hak umat Islam terpenuhi secara adil. 

Islam sebagai agama dan ideologi telah mampu merumuskan seluruh konsep yang diperlukan untuk mengatur negara. Secara historis telah dibuktikan dengan nyata ketika Khilafah sebagai etintas politik tampil menguasai banyak wilayah selama 1300 tahun dengan ideologi Islam yang khas, unik dan kuat. 

Maka, jelas dunia membutuhkan sistem global yang mampu menghimpun bangsa-bangsa untuk hidup bersama-sama, saling mendukung, saling berbagi dan saling membantu sebagai anak manusia yang hidup di dunia. Tanpa ada lagi arogansi bangsa maupun teritorial. Hanya bisa diwujudkan melalui sistem Islam bukan sistem yang lain. 

Pengirim: Rindyanti Septiana SHi, Pegiat Literasi Islam & Kajian Islam Politik Medan

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement