Selasa 09 Apr 2019 22:33 WIB

Bangkitkan Semangat Siswa dengan The Power of Yel-Yel

Penggunaan yel-yel merupakan salah satu program agar anak semangat belajar.

Adi Setiawan, Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia (Kawan SLI) yang bertugas di SDN 227 Bengkulu Utara.
Foto: Dompet Dhuafa
Adi Setiawan, Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia (Kawan SLI) yang bertugas di SDN 227 Bengkulu Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak guru yang berhasil menghadapi masalah terkait dengan semangat belajar siswa, tapi tidak jarang ada guru yang cuek bahkan cenderung apatis terhadap kondisi siswanya. Akibatnya, hasil dari proses pembelajaran tidak optimal karena siswa tidak antusias dalam belajar.

Padahal semangat belajar menjadi salah satu modal utama dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sebab dengan adanya semangat ini proses belajar pun jadi sangat menyenangkan.

Baca Juga

Sebenarnya dalam KBM, hal yang paling penting adalah pola interaksi antara guru dan

siswa. Sebaik apapun pemahaman dan penguasaan materi yang dimiliki guru, jika gagal dalam menerapkan interaksi yang hangat dan memotivasi kepada para siswa, bisa dipastikan proses pembelajaran akan terhambat. Karenanya, komunikasi efektif dibutuhkan dalam interaksi ini.

Dalam konteks KBM, komunikasi efektif ini salah satunya diwujudkan dengan sapaan yang menggugah semangat para siswa. Hal ini menunjukkan respek dan empati guru kepada siswanya. Guru mengerti bahwa siswa harus dikondisikan terlebih dulu sebelum mulai belajar, agar seluruh siswa memiliki semangat yang sama.

Bicara tentang membangkitkan semangat siswa sebelum belajar, Guru-Guru di SDN 227 Bengkulu Utara memiliki resep jitu untuk itu. Mereka terbiasa memberikan yel-yel untuk menyapa siswanya di pagi hari sebelum belajar.

Hasilnya, menakjubkan! Kebiasaan ini dilakukan para guru setelah mendapat arahan dan pendampingan dari Adi Setiawan, Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia (Kawan SLI) yang bertugas di SDN 227 Bengkulu Utara. Sudah lebih dari setengah tahun Adi berada di sekolah itu. Ia bertugas untuk menjalankan program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) yang digagas oleh Dompet Dhuafa Pendidikan, selama satu tahun.

Selain Bengkulu Utara, SLI juga dijalankan di 17 wilayah lain di Indonesia, dengan penerima manfaat sebanyak 54 sekolah. Tugas utama Adi sebagai Kawan SLI adalah mendampingi para guru dalam implementasi program SLI yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan pembelajaran di dalamnya dengan pendekatan literasi.

Menyapa murid dengan yel-yel khusus di atas, juga merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program, agar anak-anak lebih terkondisikan dan semangat dalam belajar.

“Selama proses pendampingan di SDN 227 Bengkulu Utara ini, saya kerap menemui

permasalahan yang diawali dengan kegagalan pola interaksi antara guru kepada siswanya, terutama di Kelas 1. Ketika guru sedang memberikan materi, bukan hal yang aneh ada siswa yang berlari ke sana ke mari untuk bermain, berteriak-teriak, berkelahi. Ada juga siswa yang hanya diam, saking pendiamnya seperti yang tidak punya semangat belajar,” ungkap Adi seperti dalam siaran pers.

Untuk mengatasi situasi seperti ini, Adi pun memperkenalkan sebuah langkah sederhana kepada para guru, yaitu dengan memberikan yel-yel sapaan kepada para siswa. Tidak hanya mengenalkan dan memberi contoh, Adi juga mendorong para guru untuk membiasakan mengawali pembelajaran dengan yel-yel penyemangat ini.

“Guru-guru mulai menerapkan. Bahkan Ibu Kepala Sekolah, Ibu Chusnul pun

menerapkannya saat memulai kegiatan Jumat Ceria. Begini yel-yel Bu Chusnul, ‘Apa kabarnya hari ini siswa-siswi SDN 227 Bengkulu Utara?’. Lalu dengan lantang siswa pun menjawab, ‘Alhamdulillah! Luar biasa! Selalu ceria! Allahuakbar! Eeeee... yaaaa... ee... ee... yaaa!” terang Adi.

Adi juga menyebutkan bahwa cara serupa telah diterapkan juga oleh guru-guru yang lain dengan berbagai inovasi. Adi mengaku merasa takjub, hal sederhana yang ia perkenalkan ternyata sanggup meningkatkan semangat para siswa dalam belajar. Secara tidak langsung, cara ini juga membangun budaya saling menyapa antara guru dan siswa.

“Harapan besar dari pembiasaan ini tidaklah berhenti pada sapaan guru kepada para siswanya ketika sedang belajar bersama di kelas saja. Namun jauh daripada itu, sapaan ini juga membudaya antarsiswa baik di sekolah maupun di luar sekolah,” sambung Adi.

Selain itu, Adi melihat ada dampak besar dari yel-yel ini. Ternyata semangat yang

ditunjukkan oleh para siswa itu mampu memberikan dampak positif bagi gurunya. Sang guru menjadi semakin semangat dalam mengajar, dan semakin membangun kedekatan emosional dengan siswanya.

“Alhamdulillah, setelah beberapa bulan pendampingan di sekolah ini, ada perubahan

yang signifikan di Kelas 1. Guru Helpy Permatasari, Wali Kelas 1, secara rutin memberikan sapaan dan yel-yel kepada siswanya dengan begitu bersemangat dan ceria, sehingga rasa nyaman tergambar sebelum melaksanakan pembelajaran,” papar Adi dengan senyum lebarnya.

Adi menambahkan bahwa yel-yel yang berfungsi untuk mengkondisikan kelas serta

mengalihkan energi berlebih pada siswa ini mampu membuat kelas menjadi lebih kondusif dan menyenangkan untuk belajar. Hal ini karena energi yang biasanya mereka gunakan untuk berlari dan berkelahi saat belajar, mampu teralihkan dengan meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat.

Demikianlah the power of yel-yel yang dibiasakan di SDN 227 Bengkulu Utara. Adanya

penyemangat di awal pembelajaran ini menjadi motivasi bagi para siswa bahwa belajar itu menyenangkan. Jadi, untuk para guru di manapun berada, jangan pernah sungkan untuk menyapa para peserta didik kita, karena bisa jadi hal sederhana seperti itu justru sangat mereka dambakan. Yakinlah, hasilnya tak mengecewakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement