Selasa 09 Apr 2019 14:12 WIB

Pelajaran Berharga dari Dakwah Mus'ab bin Umair

Mus'aib bin Umair menjadi duta Islam lewat dakwahnya di Madinah

Ilustrasi Dakwah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Dakwah

Mus'ab bin Umair adalah pemuda yang terkemuka pada masanya. Hidup sezaman dengan Rasulullah Saw. Bahkan turut berjuang bersama Baginda Nabi demi perluasan Islam. Tambahan pula, Mus'ab bin Umair adalah duta penting yang diutus oleh Rasulullah Saw untuk menjadi da'i di kota yang diberkahi, Madinah.

Jika kita membaca sirah nabawiyah, maka sudah pasti kita dapati akhir dari kisah dakwah Mus'ab bin Umair di kota Yastrib, Madinah. Islam sebagai poin utama dakwahnya, menjadi viral diperbincangkan.

Baca Juga

Hingga disebutkan, tidak ada satupun pintu-pintu rumah di Madinah melainkan di dalamnya membicarakan Islam. Terlepas menerima atau menolak. Yang jelas, tidak lama setelah itu kehidupan Islam tunas, tumbuh dan berkembang pesat di sana. Masya Allah!

Melalui kisah ini kita peroleh pelelajaran berharga dari dakwahnya Mus'ab di Madinah. Yakni, bahwa ketika gagasan itu sudah ramai diperbincangkan, maka kemenangan untuk gagasan tersebut tidak terelakkan. Apalah lagi gagasan yang ada merupakan janji-Nya. Dikabarkan pula oleh Rasul-Nya. Jutaan ksatria sekalipun tidak akan mampu memadamkan kilauan cahaya-Nya.

Demikianlah dakwah pada yang hak. Pada masanya, ia akan memuncak tanpa ada yang mampu menghalangi. Maka demikian pula halnya dengan dakwah tentang Khilafah. Hari ini sudah mulai peroleh respon dari berbagai kalangan.

Dibicarakan dalam berbagai forum dan kesempatan. Disinggung dalam beragam momen dan kegiatan. Terlepas pro atau kontra. Khilafah kini menjadi gagasan yang menyita perhatian dunia.

Apapun respon yang beredar, kepastiannya tetap satu. Bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. Pun, sebagaimana penaklukan Konstantinopel yang dikabarkan oleh Rasulullah Saw., maka tegak kembalinya Khilafah adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana sabdanya "Kemudian akan kembali lagi Khilafah yang mengikuti metode kenabian. ..." (HR Ahmad).

Inilah yang harusnya kita pahami dan yakini. Bukan malah membenci apalagi menghalangi titah Illahi. Perkara kapan dan di mana, itu semua adalah mutlak kuasa Allah Swt. Sang pemilik bumi. Wallahu 'alam

Pengirim: Wulan Citra Dewi asal Pekanbaru, Riau

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement