Senin 08 Apr 2019 22:52 WIB

Energi Subuh Berjamaah untuk Membangun Bangsa

Shalat Subuh berjamaah memiliki daya tarik tersendiri dan sebagai energi umat Islam

Peserta kampanye akbar Prabowo Sandiaga Uno shalat subuh berjamaah, Ahad (7/4), di luar stadion GBK.
Foto: Republika/Febrianto Adi S
Peserta kampanye akbar Prabowo Sandiaga Uno shalat subuh berjamaah, Ahad (7/4), di luar stadion GBK.

Allahu Akbar. Itulah ucapan lisan penulis tatkala menyaksikan lautan manusia melalui TV yang sedang menunaikan shalat Subuh berjamaah menjelang digelarnya kampanye paslon no 02, Prabowo-Sandi, di stadion Gelora Bung Karno. Hal itu menunjukkan adanya kebangkitan umat. 

Shalat Subuh berjamaah memiliki daya tarik tersendiri dan sebagai energi bagi umat Islam, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Shalat Subuh adalah satu-satunya shalat wajib yang disebut teksnya dalam Alquran (QS al-Isra’ [17]: 78).

Baca Juga

Mengapa shalat Subuh disebut secara khusus? Selain memiliki banyak keistimewaan, shalat Subuh berjamaah harus menjadi perhatian bagi kaum Muslimin. Jika shalat Subuh berjamaah ini dapat dijalankan sebagaimana shalat Jumat maka akan dapat membangkitkan dan menyatukan umat Islam. Hanya orang munafik yang berat menjalankan shalat Subuh (HR Ahmad). 

Pada masa salafus saleh, masjid penuh sesak dengan orang yang berjamaah shalat Subuh, seperti tidak ada bedanya dengan shalat Jumat. Sepeninggalnya, lahir generasi yang tidak mampu mengalahkan kemalasan menjalankan shalat Subuh berjamaah. Kini, masjid menjadi sepi, hanya tinggal beberapa orang saja, itupun lanjut usia.

Oleh karena itu, “Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dalam hadis lain ditegaskan, siapa yang bisa istikamah menjalankan shalat Subuh dan Isya’ dijamin masuk surga (HR Muttafaq alaih), dan sebagai tolok ukur keimanan seseorang. 

Jika shalat Subuh sudah semarak dijalankan secara berjamaah di masjid-masjid pertanda semangat jihad umat Islam menjadi kuat dan kokoh. Sebaliknya, jika di satu daerah jamaah Subuhnya lemah dan jumlah jamaahnya sedikit, dipastikan semangat jihad umat di situ lemah. Tegas Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain. (Republika.Online).

Selain membangkitkan dan menyatukan umat Islam, shalat Subuh berjamaah memiliki banyak keistimewaan. Antara lain, pertama, mendapatkan jaminan dari Allah SWT. Setiap kita mengharapkan jaminan, penjagaan dan lindungan dari Allah SWT, dan di antara amalan yang dapat menghadirkan jaminan dari-Nya adalah mengerjakan shalat Subuh berjamaah dengan istikamah (HR Muslim).

Kedua, mendapatkan rahmat dan ridha Allah SWT. Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk menjemput rahmat dan ridha-Nya. Karena itu, manfaatkan waktu tersebut dengan berdzikir dan bermunajat kepada-Nya. (QS al-Kahfi [18]: 28).

Ketiga, doa Rasulullah SAW selalu menyertai. Jika Rasulullah SAW yang berdoa, maka tidak akan ada hijab antara Nabi SAW dengan-Nya. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dari menyambut seruan melaksanakan shalat Subuh. (HR Tirmidzi).

Keempat, mendapatkan pahala yang besar. Di antara keutamaan shalat Subuh lainnya adalah bahwa Allah SWT kelak akan memberikan pahala yang besar melebihi keindahan dunia dan isinya, sebagaimana telah disebutkan dalam sabda Nabi SAW. (HR Ad-Darimi).

Selain itu, dengan berjamaah shalat Subuh seakan-akan telah menjalankan shalat malam satu malam penuh. (HR Muslim).

Kelima, diampuni dosa-dosanya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bersih dari kesalahan dan dosa, kecuali nabi dan rasul-Nya. Melalui ibadah shalat Subuh ini, dosa-dosa kita akan terampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR Baihaki).

Keenam, mendapatkan persaksian malaikat. Waktu Subuh merupakan kondisi yang menyehatkan, karena pada waktu itu tumbuh-tumbuhan sedang mengeluarkan oksigen yang masih bersih yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain itu, sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh Malaikat. (QS al-Isra’ [17]: 78).

Ketujuh, dilapangkan rezekinya. Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat Subuh, setelah selesai Nabi pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya, Fathimah, masih tidur. Maka Nabi pun membalikkan tubuhnya, kemudian mengatakan kepadanya, “Wahai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabbmu, karena Allah SWT membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat Subuh dan terbitnya matahari.” (HR al-Mundziri).

Kedelapan, sebagai tolok ukur keimanan. Shalat Subuh menjadi motor pembangkit bagi orang yang memiliki tekad, dan menggerakkan orang yang masih terlelap tidur untuk segera bangkit. Hanya orang yang memiliki kemantapan iman yang akan dapat menjaga keistikamahan dalam menjalankan shalat Subuh. Shalat Subuh ini menjadi salah satu tolok ukur untuk mengetahui kadar keimanan seseorang. (HR Ahmad).

Kesembilan, meraih surga. Shalat Subuh yang dilaksanakan pada permulaan siang dalam suasana masih sunyi, tenang dan ditambah udara yang terasa dingin menjadi ujian tersendiri bagi orang-orang yang lemah iman. Karenanya, tiada balasan bagi orang yang mendawamkan shalat Subuh kecuali surga. (HR Bukhari).

Kesepuluh, melihat Allah SWT. Mereka yang menjaga shalat Subuh dan Ashar, dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah SWT. (HR Bukhari).

Begitulah kedahsyatan (keistimewaan) shalat Subuh, tentu masih banyak keistimewaan lainnya yang tidak penulis ketahui. Hanya orang yang memiliki kekuatan iman-lah yang akan tergiur untuk melaksanakannya. 

Semoga Allah SWT membimbing kita kaum Muslimin agar dapat istikamah menjalankan shalat Subuh berjamaah dan mengantarkan kepada persatuan dan kesatuan serta kebangkitan umat. demi terwujudnya baldatun thayyibatun warabbun ghafur.  Amin. 

Pengirim: Imam Nur Suharno, Kepala HRD dan Persinalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement