Rabu 27 Mar 2019 09:48 WIB

Lelaki Pengurus Orang Mati

Fatimah begitu mencintai Kris, meski laki-laki itu bekerja sebagai pengurus jenazah

Lelaki Pengurus Orang Mati
Foto:

Fatimah menangis setelah Kris dengan tegas menolak ajakan gadis itu untuk nekat menikah. Kali ini Kris seperti orang yang tak pernah mempunyai cinta untuk Fatimah. Gadis itu sesegukan. Meski tampak tegar dan kuat, Kris sebenarnya sedih. Hatinya tak bisa dibohongi, ada rasa tak rela melepaskan Fatimah, tetapi ia sudah mengambil keputusan. Fatimah berucap kepada Kris, ia akan berusaha sekali lagi untuk menaklukkan hati ayahnya. Kris tak melarang meski ia tak yakin apa yang dilakukan Fatimah akan berhasil.

Singkat cerita, orang tua Fatimah tetap pada pendirian, mereka tak mengizinkan Fatimah menikah dengan Kris dan Kris sendiri teguh pada prinsipnya, ia tak akan mencari pekerjaan lain. Hubungan itu pun berakhir. Kris tak merasa dilecehkan karena pekerjaannya yang membuat orang tua Fatimah tak merestui hubungan itu.

Pada akhirnya Kris menikah dengan seorang gadis bukan berasal dari keluarga kaya seperti Fatimah. Ia bernama Muna. Ia tak mempermasalahkan pekerjaan Kris. Baginya yang paling utama dari sebuah pekerjaan adalah kehalalan. Muna sangat salut dengan Kris. Di mata Muna, Kris seorang pekerja keras. Meski terkadang wajah Fatimah membayang di benak Kris, lakilaki itu terus berusaha menanamkan pengertian pada dirinya sendiri; bahwa cintanya bukan lagi untuk Fatimah.

Tidak terasa dua tahun sudah Kris menikmati hari-harinya bersama Muna. Pasangan suami-istri itu belum juga dikaruniai momongan. Kris masih setia dengan pekerjaannya. Muna sendiri membantu Kris mencari penghasilan tambahan dengan berjualan batagor di rumah.

Pada suatu hari, Kris beserta teman-temannya mendapat informasi, di sebuah jalan seseorang yang tidak waras telah ditabrak oleh sebuah mobil dan meninggal dunia. Dengan cekatan Kris beserta teman-temannya langsung menuju ke lokasi. Tandu diturunkan dari ambulans. Kris terbelalak begitu melihat korban tabrak. Seketika kenangan-kenangan tentang Fatimah hadir di pikirannya.

-- Bantul, 2018

TENTANG PENULIS

RISEN DHAWUH ABDULLAH lahir di Sleman, 29 September 1998. Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2017. Alumnus Bengkel Bahasa dan Sastra Bantul 2015, kelas cerpen. Anggota Komunitas Jejak Imaji. Bermukim di Bantul, Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement