Kamis 21 Mar 2019 22:08 WIB

Menyelami Dunia Wartawan dari Buku Erik Purnama Putra

Buku ini berisi beragam pengalaman dan kisah Erik selama 10 tahun menjadi wartawan

Buku berjudul Menjadi Wartawan dan Seikat Cerita yang Menyertainya
Foto: ERIK PURNAMA PUTRA/REPUBLIKA
Buku berjudul Menjadi Wartawan dan Seikat Cerita yang Menyertainya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Republika, Erik Purnama Putra meluncurkan buku berjudul Menjadi Wartawan dan Seikat Kisah yang Menyertainya ini. Buku karya Erik Purnama Putra ini berisi beragam pengalaman dan kisah selama menjadi wartawan Republika periode 2009-2019. 

Ada beragam cerita dalam buku tersebut, salah satunya mengenai perasaan waswas menghantui Erik jelang keberangkatan ke Milan, Italia. Dia masih gelisah lantaran visa Schengen untuk keberangkatan liputan di Italia masih belum ada kabarnya.

Baca Juga

Padahal, keesokan harinya, Erik harus sudah berangkat lewat Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Malpensa, Milan. Seorang staf perusahaan yang membentu pengurusan visa tiba-tiba mengirimkan pesan kepada Erik, memastikan visa keluar keesokan harinya.

Pada hari keberangkatan, Erik pun langsung menuju kantor VFS di Kuningan City, Jakarta Selatan. Benar saja, sekitar pukul 11.00 WIB, visa Erik akhirnya terbit. Dia pun kemudian segera memesan taksi untuk menuju ke Bandara Soekarno-Hatta, karena sore harinya harus sudah terbang ke Negeri Pizza untuk melakukan peliputan acara Milan Expo 2015.

Begitulah salah satu kisah Erik dalam buku berjudul Ada kisah lucu, menjengkelkan, menegangkan, hingga menggembirakan yang termuat dalam buku terbitan Infermia Publishing pada Februari 2019 ini.

Misalnya, Erik pernah tiba-tiba ditelepon Sekretaris Kabinet (Seskab) periode 2009-2014 Dipo Alam, karena disangkat sebagai Erick Thohir. Kesamaan nama membuat narasumber salah menyangka, karena Erik wartawan Republika disangka Erick pemilik Republika.

Erik mengatakan, alasan pembuatan buku ini terkait dengan keinginannya untuk merekam perjalanannya selama menjadi wartawan. Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, ingin supaya pengalaman di lapangan, selama di kantor, dan saat tugas luar kota, bisa dibaca oleh orang lain. Dengan begitu, menurut Erik, buku ini sangat cocok dibaca jurnalis muda, dosen, humas pemerintah, dan praktisi public relations.

"Bagi saya, buku itu merupakan mahkota wartawan. Dengan buku, saya merasa lengkap menjadi wartawan. Karena verba volant scripta manent," kata Erik.

Dia menceritakan, buku ini diberi kata pengantar oleh Sandiaga Salahuddin Uno yang saat ini menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2019. Erik pun mengapresiasi Sandi yang berkenan menyempatkan waktu untuk memberikan kata pengantar buku Menjadi Wartawan dan Seikat Kisah yang Menyertainya ini. "Terima kasih kepada Bang Sandi yang mau memberi testimoni untuk dijadikan kata pengantar buku ini," kata Erik.

Salah seorang pembaca buku, Husamah memuji karya Erik yang dianggap menceritakan berbagai pengalaman menarik di dunia wartawan. "Buku ini keren. Bahasanya santai banget. Serasa menyelami dunia wartawan Republika," kata dosen Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement