Kamis 21 Mar 2019 14:31 WIB

Penghapusan UN tidak Tingkatkan SDM Indonesia

UN adalah evaluasi terstandar yang harus ditempatkan dalam konteks lebih utuh.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pelajar bersiap mengerjakan soal ujian saat gladi bersih Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 (ilustrasi) di SMA N 1 Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (12/03/2019).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah pelajar bersiap mengerjakan soal ujian saat gladi bersih Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 (ilustrasi) di SMA N 1 Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (12/03/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Romo Darmin Mbula menilai peniadaan Ujian Nasional (UN) tidak otomatis akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dia mengatakan, jika UN dihapus, justru berpotensi menghasilkan dampak sebaliknya. "Malah membuat kualitas manusia Indonesia tidak kompeten di era 4.0," kata Romo Darmin Mbula di Jakarta, Kamis (21/3),

Dia mengatakan, berbicara pendidikan dan hasil yang ingin dicapai artinya tidak hanya UN saja yang harus dipikirkan. Dia mengatakan, pemerintah juga dituntut fokus pada peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan pengawas serta melengkapi sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan era 4.0.

Baca Juga

Pengamat yang juga Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) ini menambahkan, dan UN adalah evaluasi terstandar yang harus ditempatkan dalam konteks yang lebih utuh menyeluruh untuk meningkatkan SDM. Dia berpendapat, jika punya rencana ingin meningkatkan kualitas pendidikan, maka bukan sekadar menghapus ujian nasional. "Banyak hal yang harus dipikirkan," katanya.

Menurut Romo Darmin, dalam menganalisa UN yang terpenting adalah kualitas proses belajar dan mengajar. Dia mengatakan, melalui kehadiran guru-guru yang berkualitas dan berkarakter disertai dengan fasilitas belajar dan mengajar yang baik dan memadai.

"Untuk meningkatkan sumber daya manusia, sekolah juga harus dikembangkan melalui pendidikan yang memacu inovasi dan kreatifitas," kata pengamat pendidikan Indra Charismiaji.

Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno mewacanakan penghapusan UN bagi anak-anak sekolah. Hal tersebut dia sampaikan dalam ajang debat kandidat kepala negara di Hotel Sultan, Ahad (17/3) lalu.

Dia menyebut, UN sebagai salah satu sumber biaya tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Sandiaga berencana mengganti UN dengan penelusuran minat dan bakat. Menurut dia, penelusuran minat dan bakat lebih aplikatif bagi peserta didik. "Sangatlah aplikatif kepada peserta didik, mereka akan mampu diarahkan ke mana mereka, ekonomi kreatif atau apa pun sesuai kemampuannya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement