Kamis 21 Mar 2019 14:30 WIB

Gunakan Gawai Secara Produktif

Anak-anak perlu diedukasi agar tak bermain game berbau kekerasan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Gim PUBG.
Foto: Malavida.com
Gim PUBG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan, Doni Kusuma,mengatakan anak-anak sebaiknya dibekali dengan pendidikan yang baik. Dalam hal ini, menurutnya, kerjasama dengan orang tua, sekolah, dan masyarakat diperlukan guna menghindarkan anak-anak dari pengaruh game berbau kekerasan.

Ia menuturkan, bahwa guru seyogyanya harus selalu mengingatkan tentang bahaya permainan game online semacam itu. Selain itu, orang tua dapat membantu guru di rumah dengan memperhatikan dan mendampingi anak-anak mereka dalam menggunakan gawai. Di sini, orang tua perlu memperhatikan apakah anak tersebut sudah kecanduan akan game berbau kekerasan atau tidak.

Baca Juga

Di samping itu, orang tua juga perlu mengajari anak-anak mereka bagaimana mempergunakan gawai secara produktif. Selanjutnya, Doni menambahkan bahwa masyarakat termasuk tokoh agama bisa bekerja dari tempat ibadah untuk mengedukasi umat agar tidak bermain game berbau kekerasan.

"Sementara lembaga kominfo membantu mengurangi akses pada permainan yang mengajarkan kekerasan ini. Begitulah tripusat pendidikan harusnya bekerja," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan fatwa haram mengenai game PUBG. Namun begitu, pihaknya perlu mengkaji terlebih dahulu mengenai dampak-dampak dari bermain game online gawai dan komputer tersebut.

"Kami belum melakukan fatwa. Tapi secara umum kalau PUBG berdampak merusak jadi tidak boleh. Akan kami pertimbangkan buat fatwa supaya perlu ada menutup jalan sebuah kejahatan," kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement