Jumat berdarah 15 Maret lalu menjadi hari dimana umat muslim terluka. Tersentak hati nurani dan berlinang air mata.
Sebuah tayangan live di media sosial mengundang banyak kecaman. Penembakan di dua masjid di Christchurch, New Zealand memakan 49 orang meninggal. Setelah sebelumnya peristiwa ini disebut "Gunman" kini telah dirubah menjadi teroris.
Kejahatan terhadap umat muslim kembali terulang. Motif Islamophobia menjadi alasan utama. Mereka tidak menginginkan muslim berada di antara kalangan kulit putih. Mulai dari menjauhi kaum muslim, hingga melakukan pembantaian. Semua dilakukan karena rasa takut akan dikuasai.
Padahal Islam itu cinta damai. Tidak pernah membedakan umat yang satu dengan yang lain. Bahkan mengajarkan kebencian pun tidak pernah. Dengan orang yang beda agama, diwajibkan untuk menghormati. Sedang untuk sesama muslim, disunahkan saling mencintai.
Maka seyogyanya tidak perlu ada Islamophobia. Karena ajaran islam tidak membahayakan dan tidak mengajarkan kekerasan.
Pengirim: Henyk Nur Widaryanti, Dosen Swasta Universitas Soerjo Ngawi