REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar mengejutkan datang dari Selandia Baru. Dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, menjadi sasaran aksi penembakan membabi-buta yang dilakukan sejumlah orang hari ini, Jumat (15/3). Saat serangan terorisme dan ekstremisme itu berlangsung, dua rumah ibadah tersebut sedang menyelenggarakan shalat Jumat. Sebanyak 49 orang menjadi korban jiwa hingga berita ini ditulis.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah membuat pernyataan. Dia menyebut aksi itu sebagai serangan teroris yang terencana. Beberapa saat setelah kejadian, pemerintah setempat menetapkan status ancaman keamanan tinggi.
Sebanyak empat orang, terdiri atas tiga laki-laki dan seorang perempuan, telah ditahan polisi. Satu di antara mereka berkewarganegaraan Australia. Kini, status high risk nasional setempat telah dicabut.
Selandia Baru sebenarnya memiliki profil yang cukup baik di tengah dunia internasional. Institute for Economics and Peace dalam rilisnya, Global Peace Index 2018, memasukkan Selandia Baru sebagai negara paling damai kedua di dunia. Di atasnya, Islandia. Di bawahnya, berturut-turut adalah Austria, Portugal, dan Denmark.
Islandia memeroleh skor 1,096 poin. Sementara, Selandia Baru mendapat skor 1,192 poin. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, kedudukan kedua negara itu tetap sama, yakni menempati urutan pertama dan kedua Global Peace Index.

(sumber: vision of humanity)
Sementara itu, terkait faktor domain keamanan dan keselamatan, Selandia Baru menduduki peringkat kelima. Urutan pertama hingga keempat ditempati Islandia, Norwegia, Denmark, dan Singapura. Tempat kelima itu merupakan peningkatan bagi negara kepulauan tersebut, yakni naik dua peringkat ketimbang tahun sebelumnya.

(sumber: vision of humanity)
Aksi terorisme yang menimpa kaum Muslimin di Selandia Baru hari ini menjadi penanda yang sangat besar bagi pemerintah setempat dan semua pemangku kepentingan. Bagaikan nila setitik, rusak susu sebelanga. Betapa segelintir penganut ekstremisme dapat merusak wajah seluruh negeri.