Kamis 14 Mar 2019 17:36 WIB

Guru Nawir, Pegawai BMKG yang Nyambi Mengajar

Banyak orang tertarik untuk bergabung menjadi guru MI Al-Azhar Saumlaki.

Guru Nawir
Foto: SLI
Guru Nawir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurangnya guru yang berkualitas masih menjadi permasalahan bagi sebagian besar sekolah di Indonesia. Sekolah negeri masih beruntung karena pemerintah yang mencarikan guru dengan mekanisme rekrutmen pegawai negeri.

Sekolah swasta lah yang paling merasakan beratnya masalah tersebut. Oleh karena itu, ketika ada seorang profesional yang dengan lapang hati bersedia menyumbangkan waktu dan pengetahuannya dengan menjadi guru, itu sangat layak diapresiasi.

Baca Juga

Adalah Guru Nawir, pegawai BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang nyambi menjadi guru di MI Al-Azhar Saumlaki, Maluku Tenggara Barat. Nawir M Taher, nama lengkapnya, telah berkarya di BMKG Kabupaten Maluku Tenggara Barat sejak tahun 2012.

Guru Nawir menawarkan diri untuk menjadi guru matematika di MI Al-Azhar Saumlaki karena rasa kepeduliannya terhadap pendidikan anak-anak Muslim di wilayah ini. Tak bisa dimungkiri, minimnya sumber daya manusia yang ada menyebabkan orang-orang yang memiliki ketertarikan besar untuk mengajar memutuskan untuk bergabung dengan madrasah ini. Oleh karena itu, tak sedikit guru di MI Al-Azhar Saumlaki yang berlatar belakang non-kependidikan, Guru Nawir salah satunya. 

Guru Nawir adalah alumni D4 Geofisika dari STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), salah satu sekolah ikatan dinas di bawah BMKG. Keinginan Guru Nawir untuk bergabung dengan MI Al-Azhar Saumlaki bukan tanpa sebab. Setelah melihat pengumuman rekrutmen tenaga pengajar yang dibagikan oleh salah satu guru di madrasah itu, Guru Nawir tertarik. Keinginan Guru Nawir untuk menjadi guru bantu juga didukung oleh kepala kantornya.

“Saya terpanggil untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak Muslim di sini. Kebetulan juga pekerjaan saya kan shift-shiftan, giliran saya baru dimulai pada siang atau sore hari, sehingga di pagi hari saya punya waktu untuk mengajar,” ujar Guru Nawir.

Anak-anak pun menyambut gembira kehadiran guru baru mereka ini. “Saya sempat dikira pilot sama anak-anak,” kenang Guru Nawir sambil tertawa.

Dwi Wahyu Al-Fajar dari Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia (Kawan SLI) yang bertugas di Kabupaten Maluku Tenggara mengatakan, Nawir masuk ke sekolah kami sejak semester genap tahun ajaran ini. Madrasah tempat Guru Nawir mengajar adalah salah satu penerima manfaat dari program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan). Program ini telah berlangsung sejak 2018 lalu di 54 sekolah yang terletak di 18 wilayah Indonesia.  

“Pak Nawir sadar betul kalau beliau bukan seorang sarjana pendidikan, tapi kemauan beliau untuk mengamalkan ilmu yang beliau miliki kepada anak-anak sangatlah tinggi. Beliau sangat berbesar hati untuk menerima masukan-masukan dari para guru berkenaan dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari sebagai seorang guru,” kata Dwi.

Sebagai konsultan, Dwi pun sering juga menjadi teman diskusi Guru Nawir. Hal tersebut sesuai dengan tugas utama Dwi yaitu mendampingi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mereka lakukan.

Kehadiran Guru Nawir tidak hanya membahagiakan para siswa, tetapi juga seluruh warga sekolah dan yayasan. Program SLI memang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah itu sendiri dengan pendekatan literasi.

Kehadiran Dwi setiap hari di sekolah adalah dalam rangka mewujudkan tujuan itu dan mengoptimalkan implementasi program. Keinginan yayasan untuk merekrut sarjana pendidikan yang beragama Islam di Sumlaki masih sangat sulit, sehingga kehadiran Guru Nawir menjadi sebab syukur mereka. Yayasan pun tidak menuntut banyak dari Guru Nawir karena ia memang memiliki tugas utama sebagai seorang pegawai BMKG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement