Selasa 12 Mar 2019 08:19 WIB

Mendikbud Prioritaskan Perbaikan Sekolah di Madiun

Fasilitas belajar merupakan kerusakan yang paling banyak terjadi saat banjir bandang

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Madiun difoto dari udara menggunakan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor yang dipiloti Mayor Pnb Nugroho Tri dan co-pilot Lettu Pnb Septian Sihombing yang sedang bertugas Bawah Kendali Operasi (BKO) di Lanud Iswahjudi, di Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Siswowidodo
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Madiun difoto dari udara menggunakan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor yang dipiloti Mayor Pnb Nugroho Tri dan co-pilot Lettu Pnb Septian Sihombing yang sedang bertugas Bawah Kendali Operasi (BKO) di Lanud Iswahjudi, di Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy memprioritaskan untuk memperbaiki fasilitas belajar bagi sekolah dan peserta didik terdampak bencana banjir di Kabupaten Madiun. Fasilitas belajar merupakan kerusakan yang paling banyak terjadi saat banjir bandang di Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu.

Hal ini mengemuka saat Mendikbud Muhadjir Effendy melakukan peninjauan sekolah terdampak bencana banjir bandang di Kabupaten Madiun. Kabupaten Madiun merupakan wilayah terdampak terparah dari 15 kabupaten yang dilanda banjir di Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga

Sebanyak delapan kecamatan yang terendam banjir, meliputi Kecamatan Madiun, Saradan, Pilangkenceng, Balerejo, Sawahan, Mejayan, Wungu, dan Wonosari. "Sekolah-sekolah memang ada kerusakan tapi tidak fatal, atau hanya mengalami kerusakan ringan," jelas Menteri Muhadjir, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Selasa (12/3).

Kerusakan itu, lanjut Muhadjir mencakup fasilitas sekolah, buku-buku perpustakaan, alat elektronik, komputer, dan alat musik. "Nanti dari pemerintah pusat akan ada bantuan, akan kita rumuskan terlebih dahulu, kerja sama akan dilakukan dengan kabupaten untuk jenjang SD dan SMP." kata dia.

Oleh karena itu, Kemendikbud tidak merencanakan untuk memberlakukan dispensasi untuk penyelenggaraan ujian bagi para siswa. Sebagai informasi, bencana banjir terjadi bertepatan saat para siswa sedang mengikuti ujian, dan latihan ujian untuk persiapan ujian tingkat nasional atau try out.

"Kelas 3 SMP tidak diberi dispensasi ujian, tidak perlu kayaknya karena mereka bisa menyesuaikan diri, termasuk memberikan bahan bantuan untuk ujian sekolah," kata dia menjelaskan.

Data lembaga pendidikan yang terkena bencana lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun per 6 Maret 2019 mencatatkan terdapat sebanyak 33 satuan pendidikan terdampak bencana. Sekolah ini terdiri atas 22 Sekolah Dasar (SD), sembilan Taman Kanak-Kanak (TK), dan dua Sekolah Menengah Pertama Negeri.

Saat peninjauan, Sodik Hery Purnomo, selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, mengungkapkan banjir mengakibatkan kerusakan fasilitas belajar.

Oleh karena itu, Sodik melanjutkan, banjir tidak menghentikan siswa untuk belajar, bahkan tetap mengikuti ujian umum bersama dan ujian tengah bagi jenjang Sekolah Menengah Pertama. Ke depan, Sodik menjelaskan, secara individual para siswa pun kehilangan kebutuhan bersekolah sehari-hari, seperti seragam, buku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement