Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Demikian penggalan puisi yang dibacakan Neno Warisman pada malam munajat 212. Membuat netizen heboh, terutama dari kubu petahana. Maklumlah karena Neno adalah tim sukses Prabowo-Sandi. Mereka menyerang Neno dengan sebutan doa yang mengancam. Mengancam Allah akan berhenti menyembahNya jika tidak memenangkan paslon nomor 2.
Tak terima disebut mengancam, Neno bahwa kemenangan yang dimaksud adalah kemenangan kaum muslimin. Puisinya terinspirasi dari doa Rasulullah Saw sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut:
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
Ya Allah Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepadaMu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]
Begitulah yang terjadi sepanjang masa kampanye. Ini pemilu terpanas yang terjadi di Indonesia. Apapun yang diucapkan dan dilakukan setiap kubu, akan dijadikan bumerang oleh kubu lawannya. Sedih melihat pendukung paslon yang mayoritas kaum muslimin saling serang, saling nyinyir hanya karena beda pilihan.
Inilah salah satu efek buruk demokrasi. Senantiasa menciptakan konflik dalam kehidupan. Padahal Allah telah mengingatkan bahwa sesama kaum muslimin adalah bersaudara. Tidak akan ada pertentangan jika kaum muslimin dan negara memahami kriteria pemimpin yang telah ditetapkan oleh aturan islam.
Pengirim: Vinci Pamungkas, Bogor