Senin 25 Feb 2019 09:18 WIB

Perguruan Tinggi Dituntut Lakukan Inovasi untuk Petani

Inovasi produk pertanian bisa meningkatkan produktivitas dan perekonomian petani

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka)
Foto: uin.suka.ac.id
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, DIY, Dwi Anta Sudibya mengatakan, kesejahteraan petani harus diperhatikan. Salah satunya dengan memberikan sentuhan inovasi terhadap produk pertanian.

Hal ini, tentu dapat meningkatkan produktifitas dan perekonomian petani itu sendiri. Inovasi sendiri tentu tidak diharapkan dari masayrakat saja, namun juga perguruan tinggi melalui kegiatan seminar, pelatihan dan pengabdian.

Untuk itu, dilakukan kerja sama antara Pemerintah Desa Purwomartani, Sleman dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta. Kerja sama dilakukan dalam bidang pengabdian masyarakat melalui pelatihan biogas.

Melalui kerja sana ini, tentunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kerja sama ini ditandai dengan menandatangani MoU pada Selasa (19/2).

"Pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan kampus, dengan membangun fasilitas pendukungnya," kata Dwi dalam siaran pers yang diterima Republika.

Ia berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Untuk itu, harus ada akselerasi dan pengelolaan kegiatan dengan baik, yang menggunakan anggaran pemerintah daerah.

"Jangan sampai bangunan yang sudah dibangun mangkrak dan bermasalah," tambah Dwi.

Kepala Desa Purwomartani, Semiono menyambut baik dilakukannya kegiatan ini, di mana dengan bersinergi bersama perguruan tinggi. Melalui pelatihan biogas, akan mengembangkan masyarakat desa itu sendiri. Terlebih, mayoritas masyarakat Desa Purwomartani memiliki lahan pertanian dan beternak sapi dengan pemanfaatan biogas.

"Kami minta bimbingan dari kampus terkait biogas ini, karena masyarakat masih awam, sekaligus sarana dan prasarana pendukungnya," kata Semiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement