Senin 25 Feb 2019 09:01 WIB

Tabrani-kah Penggagas Bahasa Persatuan Indonesia?

Tabrani mengusulkan penguasaan bahasa Indonesia dijadikan syarat pengangkatan pejabat

Foto dari buku Soebagijo IN
Foto:

Menurut laporan Het Volksdagblad 7 Agustus 1938, Kongres Bahasa Indonesia ini diikuti 106 perwakilan dari partai, asosiasi, organsasi sosial, lembaga pendidikan dan asosiasi lainnya, serta 21 perwakilan majalah Indonesia dan Cina. Koran ini menyebutnya sebagai "langkah besar" bagi Gerakan Nasional Indonesia.

Koran ini menampilkan pernyataan nyinyir para jurnalis Belanda terhadap Muh Yamin. "Mr Yamin (salah satu pembicara) telah gagal menunjukkan bahwa ada bahasa Indonesia yang memiliki nilai budaya. Apa yang disebut dan dimaksud dengan bahasa Indonesia adalah sejenis bahasa Melayu campuran." Pernyataan nyinyir ini muncul karena orang-orang Belanda tak ingin orang-orang Indonesia mengembangkan bahasa nasional mereka sendiri.

"Kongres ini merupakan kemenangan besar bagi gerakan nasional Indonesia, yang maknanya telah jauh melampaui batas-batas masalah linguistik," tulis Het Volksdagblad. Kongres ini dinilai telah menjadi dorongan yang begitu mengesankan akan persatuan antara banyak ras dan kelompok masyarakat Indonesia.

Terlebih, Husni Thamrin dari Fraksi Nasional Volksraad mengirimkan surat dukungan untuk kongres ini. "Semoga kongres berlangsung tanpa hambatan. Sebagai apresiasi, Fraksi ini telah memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia selama sidang umum Volksraad."

Penggunaan bahasa Indonesia di Volksraad dan Gemeenteraad mendapat tentangan. Tabrani bahkan mengancam fraksinya (Fraksi Parindra) akan keluar jika Gemeenteraad Batavia mengesahkan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi di Gemeenteraad sesuai tuntutan dari Vaderlandisch Club. Anggota Gemeenteraad Fraksi Vaderlandisch Club juga menolak usulan pemakaian bahasa Indonesia.

Bataviaasch Nieuwsblad 4 Januari 1939, Soerabaijasch Handelsblad 5 Januari 1939, dan De Tijd 31 Januari 1939 membahas perseteruan soal pemakaian bahasa Indonesia di Gemeenteraad Batavia. Bataviaasch Nieuwsblad mencatat keluhan Tabrani yang menyesalkan pihak-pihak yang menghalangi upaya pemakaian bahasa Indonesia di dewan kota. Yang simpati pada keinginan pemakaian bahasa Indonesia memberi jalan tengah dengan mengusulkan disediakan penerjemah seperti yang dilakukan di Liga Bangsa-Bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement