Sehari sebelum datangnya kabar akan datangnya kiamat, yakni pada hari Kamis malam Jumat, banyak warga yang tidak tidur. Mereka giat beribadah, baik di rumah maupun di mushala. Pada hari kiamat, matahari akan terbit dari sebelah barat! demikian kata salah satu pemuda kepada warga yang sedang duduk-duduk di teras mushala.
"Kita enggak akan bisa sembunyi! Kalau mau selamat, kita bisa naik perahu besar, kayak di film 2012. Naik perahu kayak umat Nabi Nuh!"
"Itu kan di film kiamat di film sama kiamat sesungguhnya itu beda. Masak sih hari kiamat naik perahu?!"
"Ya sudah, jangan ribut. Ayo kita ngaji lagi!"
Warga pun kembali mengaji lagi. Mereka melakukannya dengan semangat dan penuh kekhusyukan. Warga seisi kampung benar-benar telah berubah menjadi alim.
Tak ada lagi terlihat orang main judi, sabung ayam, joget-joget sama biduan di depan organ tunggal, atau nongkrong di daerah remang-remang tempat bersemayam perempuan malam.
Haji Markum yang mendapat laporan dari salah satu warga tentang hal ini jelas saja bertambah senang. Haji Markum bersyukur karena warga kampung mau berubah. Sobrak dan Amsir yang bertemu Haji Markum sempat curiga karena Haji Markum tidak seperti warga kebanyakan.
"Beliau terlihat tenang-tenang saja, tak tampak rasa waswas pada raut wajahnya. Pak Haji kok kelihatan tenang ya, Sir?"
"Mungkin itu yang membedakan antara orang beriman seperti beliau, sama warga yang selama ini jauh dari ibadah kayak kita-kita."
"Tapi saya kok curiga. Jangan-jangan kedatangan kiamat itu hanya isu Pak Haji Markum?"
"Maksud ente tuh apa, Sir? Pak Haji membohongi warga, gitu?"
"Bisa jadi. Pak Haji berbohong akan kedatangan kiamat, supaya warga jadi takut dan rajin beribadah."
"Enggak mungkin Pak Haji melakukan hal itu, Sir! Haji Markum itu orang baik. Sudah tiga kali naik haji. Masak sih bisa berbohong?"
"Mungkin saja, Brak! Kan bisa saja dia berbohong demi kebaikan?"
"Terserah ente aja deh! Ane mau pulang dulu, mau ngaji! Kita buktikan saja besok, kiamat apa enggak. Seandainya besok enggak kiamat, toh ane sudah berbuat baik mau rajin beribadah. Tapi, kalau ternyata kiamat benar-benar jadi? Kita bisa apa? Kalau kita sudah siap dengan amal kita, pasti kita selamat. Tapi, kalau tidak, gimana? Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam. Sampe ketemu di mushala, saya juga mau ngaji!"