Dikunjungi Wisatawan Lintas-Etnis
Begitu memasuki halaman kelenteng, nuansa oriental sangat kental terlihat dengan adanya hamparan lilin-lilin merah raksasa khas perayaan Imlek. Lilin-lilin tersebut merupakan pemberian para jemaah Konghucu yang menyimbolkan kesalehan dan ketaatan kepada agama. Pada satu lilin yang ada, merupakan pemberian satu keluarga yang diserahkan kepada pengurus kelenteng.
Meski identik dengan nuansa oriental, tak sedikit pengunjung yang datang berasal dari luar kalangan etnis Cina. Adalah Neni (22 tahun) warga asal Pamoyanan, Kota Bogor, berkunjung ke dalam Wihara Dhanagun untuk menyaksikan ritual peribadatan jemaat Konghucu ataupun sekadar berswafoto.
Wanita yang mengenakan hijab ungu tersebut mengaku tak sama sekali risih ataupun mendapat tatapan tak mengenakkan dari jemaah Konghucu lainnya. “Suka aja sih lihat lilin-lilin merah di sini, bagus. Kalau mau selfie, aku lihat kondisi dulu biar nggak ganggu mereka semisal lagi ibadah,” kata Neni.
Lain Neni, lain lagi dengan Dean Harris (42 tahun) yang merupakan wisatawan asal Australia. Meski mengaku tak mengetahui lebih jauh tentang kebudayaan etnis Konghucu, Dean cukup tertarik dengan adanya ritual ibadah yang dilakukan jemaah Konghucu di kelenteng tersebut.
“Di beberapa negara saya pernah lihat langsung Imlek ini di tempat ibadah mereka. Tapi di Indonesia, ini cukup mengagumkan. Yang saya tahu, Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia,” katanya.
Dean juga merasa kagum saat beberapa masyarakat yang datang dengan ciri khas atribut agama di luar Konghucu datang berkunjung. Bagi dia, pengalaman melihat pemandangan keragaman di suatu tempat ibadah tertentu menjadi hal yang unik dan mengagumkan.