Rabu 06 Feb 2019 17:00 WIB

Lebih Samar dari Langkah Semut

Orang-orang ikhlas selalu takut kepada riya yang samar.

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Riya yang lebih samar lagi yakni ketika seseorang menyembunyikan ibadahnya karena tak ingin dilihat orang lain. Dia pun tidak merasa gembira dengan iba dahnya yang tampak. Namun, apabila bertemu dengan orang lain, dia menginginkan mereka menyambutnya dengan hangat dan hormat. Dia ingin mereka me mujinya dan membantu segala keperluannya. Hatinya pun meng ingin kan mereka memberi ke longgaran dalam jual beli serta melapangkan tempat untuknya.

Apabila perlakuan seseorang ku rang menghargainya, dia ingin menjauhi orang itu. Seakan-akan, ia menuntut penghormatan karena adanya ketaatan yang disembunyikannya.

Ghazali juga menulis, ketika ada ibadah belum terasa seperti tidak ada nya ibadah dalam segala hal yang berkaitan dengan makhluk, ia belum kosong dari benih riya. Benih ini pun disebut lebih samar dari langkah semut. Semua itu hampir saja melenyapkan iba dah dan tidaklah selamat darinya kecuali orang-orang yang sidiq.

Kotoran-kotoran riya yang samar-samar itu tidak terhitung. Ketika ia mendapati perbedaan di dalam jiwanya saat ibadahnya dilihat manusia dengan binatang, dia masih menyimpan riya di da lam hatinya.

Menurut imam bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali itu, orang-orang ikhlas selalu takut kepada riya yang samar. Me reka selalu berusaha lebih keras dalam me nyembunyikan ibadahnya. Upaya mereka bah kan lebih ting gi ketimbang orang yang hen dak menyembunyikan kejahatannya.

Semua ikhtiar itu adalah harapan supaya amal-amal saleh mereka menjadi ikhlas. Allah Azza wa Jalla pun memberi mereka ganjaran pada Hari Kiamat de ngan sebab ke ikhlasan mereka. Mereka mengetahui, Allah SWT tidak menerima amal pada Hari Kiamat kecuali yang ikhlas.

Bukankah Allah Taala telah berfirman: "Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan apa yang telah kamu kerjakan'." (QS at-Taubah [9]: 105). Wallahu a'lam.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement