Senin 28 Jan 2019 23:00 WIB

Cerita dari Nelayan yang Sederhana

Ia dinasihati agar tak terlalu terikat dengan dunia.

Nelayan (ilustrasi)
Foto:

Sang murid pun menyampaikan pesan dari gurunya dan memohon jawaban dari Ibnu Arabi. “Katakanlah kepada gurumu penyebab kebuntuan jiwanya adalah karena ia masih terlalu terikat pada dunia,” kata Ibnu Arabi memberikan jawaban. Sang murid pun sangat terkejut dan hampir tak percaya pada apa yang didengarnya.

Rasa kagumnya akan benda-benda mewah di hadapannya pun berubah menjadi geram saat mendengar apa pesan yang harus disampaikan kepada gurunya, sang nelayan sederhana tersebut.

Ia heran orang yang hidup glamor dan bermewah-mewahan mengapa menyarankan untuk menjauhi urusan duniawi kepada orang yang hidup dengan sangat sederhana? Ia merasa pesan ini tak pantas disampaikan kepada gurunya karena pasti akan menyakiti hatinya.

Sepulangnya ia ke kampung halamannya, sang guru nelayan tersebut dengan antusias menanyakan kepadanya, apakah ia berhasil bertemu dengan Ibnu Arabi dan menyampaikan pesannya. Ragu-ragu sang murid menjawab bahwa ia telah bertemu dengan Ibnu Arabi. "”Apakah ia menitipkan kepadamu sebuah nasihat untukku?” tanya sang nelayan.

Sang murid pun enggan mengatakan nasihat yang menurutnya sangat tak pantas tersebut. Namun karena terus dibujuk, akhirnya pesan dari Ibnu Arabi itu terlontar jualah dari mulut sang murid. Ia juga mengatakan alasan mengapa ia enggan menyampaikan pesan tersebut karena ia melihat Ibnu Arabi hidup bermandikan kemewahan, sangat berbeda dengan kehidupan sang guru nelayan tersebut.

Mendengar nasihat yang dititipkan tersebut, sang nelayan pun berurai air mata. “Ia benar,” jawab sang nelayan. “Ia benar-benar tak peduli dengan semua yang ada padanya. Sedangkan aku, setiap malam ketika aku menyantap kepala ikan, selalu aku berharap seandainya saja itu seekor ikan yang utuh,” ujar sang nelayan.

 

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement