Rabu 23 Jan 2019 17:47 WIB

Konsep Rumah Sakit Pertama dalam Peradaban Islam

Konsep pembangunan rumah sakit di Baghdad itu merupakan ide dari Al-Razi.

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Agung Sasongko
Bimaristan Argun, Aleppo, Suriah.
Foto: Wikipedia.org
Bimaristan Argun, Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum Islam datang dan mencapai masa kejayaannya, dunia ternyata belum mengenal konsep rumah sakit. Bangsa Yunani, misalnya, merawat orang-orang yang sakit di rumah peristirahatan yang berdekatan dengan kuil untuk disembuhkan pendeta. Proses pengobatannya pun lebih bersifat mistis yang terdiri atas ritual sembahyang dan berkorban untuk dewa penyembuhan bernama Aaescalapius.

Dalam artikel bertajuk Islamic Medicine History and Current Practice, Husain F Nagamia MD mengungkapkan bahwa sederet rumah sakit baru dibangun dan dikembangkan mulai awal kejayaan Islam. Pada masa itu, tempat mengobati dan merawat orang yang sakit dikenal dengan sebutan 'Bimaristan' atau 'Maristan'.

Baca: Pendorong Kemajuan Ilmu Kedokteran Peradaban Islam

''Ide membangun rumah sakit sebagai tempat merawat orang sakit mulai diterapkan pada awal kekhalifahan Islam,'' papar Husain yang pernah menjabat sebagai ketua Institut Internasional Ilmu Kedokteran Islam (IIIM) ini.

Konsep rumah sakit pertama dalam peradaban Islam dibangun atas permintaan Khalifah Al-Walid (705-715 M) dari Dinasti Umayyah. Pada awal didirikan, keberadaan tempat perawatan yang dikenal dengan nama 'Bimaristan' itu digunakan sebagai tempat isolasi bagi para penderita lepra yang saat itu sedang merajalela.

Rumah sakit Islam pertama yang sebenarnya, menurut Husain, baru dibangun pada era kekuasaan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M). Rumah sakit tersebut berada di Kota Baghdad, pusat pemerintahan kekhalifahan Islam saat itu. Rumah sakit ini dikepalai langsung oleh Al-Razi, seorang dokter Muslim terkemuka yang juga merupakan dokter pribadi khalifah.

Konsep pembangunan rumah sakit di Baghdad itu merupakan ide dari Al-Razi. Dikisahkan, sebelum membangun rumah sakit, Al-Razi meletakkan potongan daging yang digantung di beberapa tempat di wilayah sekitar aliran Sungai Tigris. Setelah lama diletakkan, potongan daging itu baru membusuk. Menurut al-Razi, itu menandakan bahwa tempat tersebut layak didirikan rumah sakit.

Baca Juga: Konsep Rumah Sakit dalam Peradaban Islam

Rumah sakit lainnya di Kota Baghdad adalah Al-Audidi yang didirikan pada tahun 982 M. Nama tersebut diambil dari nama Khalifah Adud Ad-Daulah, seorang khalifah dari Dinasti Buwaihi. Al-Audidi merupakan rumah sakit dengan bangunan termegah dan terlengkap peralatannya pada masanya.

Ibnu Djubair dalam catatan perjalanannya mengisahkan bahwa ia sempat mengunjungi Baghdad pada 1184 M. Ia melukiskan bangunan rumah sakit yang ada di Baghdad, seperti sebuah istana yang megah. Airnya dipasok dari Tigris dan semua perlengkapannya mirip istana raja.

Manajemen perawatan yang tertata rapi menjadi ciri khas rumah sakit Al-Audidi. Para pasien juga dibedakan antara pasien inap dan rawat jalan. Sayangnya, bangunan rumah sakit ini hancur bersamaan dengan invasi tentara Tartar (Mongol) pimpinan Hulagu Khan yang menyerbu Baghdad pada tahun 1258 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement