Rabu 23 Jan 2019 17:17 WIB

Pendorong Kemajuan Ilmu Kedokteran Peradaban Islam

Banyak sekali riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan penyakit dan obatnya.

Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak sekali riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan penyakit dan obat penyembuhnya. Dalam satu kesempatan, Nabi Muhammad bersabda, "Tidak ada satu pun penyakit yang diciptakan oleh Allah, kecuali Dia juga telah membuat obatnya."

Dalam hadis lain, dikatakan, "Berobatlah karena Allah tidak menurunkan penyakit tanpa menyediakan obat atasnya, kecuali satu penyakit, yaitu usia tua." Sabda beliau lainnya, "Dia-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pula yang menurunkan obatnya."

Sejumlah riwayat itu melecut semangat umat Islam sepeninggal Nabi SAW untuk meneliti setiap jenis penyakit serta mencari metode penyembuhannya. Tak mengherankan, dalam kurun waktu relatif singkat, ilmu kedokteran di dunia Islam berkembang pesat.

Inilah salah satu pilar penting peradaban Islam di era kejayaannya. Tokoh-tokoh medis pun bermunculan di kota-kota Islam bak jamur di musim hujan.

Tercatat, ada nama Al-Razi (wafat 930 M) yang digadang-gadang sebagai ahli kedokteran terbaik pada abad pertengahan. Ilmuwan yang dikenal di Barat dengan nama Rhazes ini menemukan saraf pangkal tenggorokan.

Ia juga berhasil mengidentifikasi jenis penyakit cacar dan campak. Penemuannya itu ia tulis dalam sebuah risalah dan diakui sebagai karya ilmiah pertama yang menguraikan penyakit cacar dan campak secara detail.

Lahir pula ahli kedokteran yang menulis kitab fenomenal, Al-Qanun fi at-Tibb. Dialah Ibnu Sina yang dikenal di Barat dengan nama Avicenna. Kejeniusannya diakui di dunia Timur dan Barat. Tak tanggung-tanggung, ia dijuluki Aristoteles dari Timur.

Ada pula Abu al-Qasim al-Zahrawi atau Albucacis. Ia dikenal sebagai ahli bedah pertama di dunia Islam. Afzalur Rahman dalam buku berjudul Muhammad sebagai Pecinta Ilmu menyebutkan, Albucacis telah menorehkan prestasinya saat melakukan bedah, termasuk bedah kandungan yang paling sulit sekalipun.

Prestasi gemilang juga ditorehkan oleh Ibnu Juljul, seorang ahli pengobatan herbal dari Kordoba, yang berhasil mengembangkan obat-obatan herbal warisan Yunani. Dalam karya-karyanya, ia menjelaskan sifat-sifat tumbuhan serta mengungkap efek yang ditimbulkan dari penggunaan tumbuh-tumbuhan itu bagi tubuh manusia.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement