Selasa 22 Jan 2019 17:39 WIB

UGM Bantu Pemulihan Psikologi di Lampung

Sejauh ini terdapat dua posko untuk melayani kebutuhan pengungsi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Warga melintasi reruntuhan rumah yang rusak akibat tsunami di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Ardiansyah
Warga melintasi reruntuhan rumah yang rusak akibat tsunami di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirim relawan yang tergabung dalam Disaster Response Unit (Deru) ke Lampung Selatan. Fokus utama mereka memulihkan kondisi psikologis dan penanganan kesehatan para korban bencana tsunami.

Relawan terdiri dari 17 orang campuran mahasiswa dan dosen. Rencananya, mereka akan ditempatkan di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, selama 10 hari mulai 22-31 Januari 2019.

Ketua Relawan, Fitriana mengatakan, mereka akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemulihan kondisi psikologis para korban. Utamanya, korban-korban yang kini tinggal di tenda pengungsian.

"Kami akan melakukan klinik keliling dengan menerjunkan tenaga bidan, farmasi dan kesehatan," kata Fitriana di Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Selasa (22/1).

Ia menuturkan, relawan yang sebagian besar merupakan mahasiswa dari Fakultas Psikologi itu akan melakukan pemulihan trauma, terutama kepada anak-anak. Nantinya, pemeriksaan kesehatan dan trauma akan dilakukan bersama-sama.

Untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mereka bersama kebidanan FKKMK telah mempersiapkan alat-alat diagnosa kesehatan. Mulai untuk memeriksa tensi, asam urat, kolesterol sampai diabetes.

"Nantinya akan banya keluhan kesehatan yang perlu kami tangani sekaligus melakukan edukasi kesehatan ke mereka," ujar Fitriana.

Kegiatan ini turut dilakukan atas kerja sama dengan Kagamacare yang sebelumnya telah menerjunkan para relawan. Sejauh ini, terdapat dua posko untuk melayani kebutuhan pengungsi.

Ada posko yang sudah didirikan di Desa Way Muli yang menampung 600 kepala keluarga dan di Desa Kunjir yang menampung 200 kepala keluarga. Saat ini, kebutuhan logistik di tenda pengungsian terbilang cukup.

Meski begitu, pendampingan layanan kesehatan masih cukup minim. Namun, sudah ada warga yang bisa kembali beraktivitas, dan ke depan relawan-relawan akan berfokus ke penanganan trauma dan pemberdayaan ekonomi.

Direktur DPM UGM, Irfan Priyambada menuturkan, pengiriman tenaga relawan ini memang dikhususkan untuk membantu para korban dari sisi kesehatan. Khususnya, pemulihan kondisi psikologis para pengungsi.

Saat ini, sejumlah mahasiswa-mahasiswa KKN Peduli Bencana masih pula berada di Lombok dan Donggala. Itu merupakan bagian komitmen UGM untuk membantu korban yang terkenda dampak bencana gempa dan tsunami akhir-akhir ini.

"Kita ingin membangun semangat kemanusiaan para mahasiswa dengan mereka terjun langsung ke daerah bencana, namun yang lebih penting meningkatkan rasa kepedulian mereka daripada sekadar memberi bantuan," kata Irfan.

Pada kesempatan itu, Irfan turut membagikan cerita haru saat mahasiswa yang tengah membantu warga di Lombok, harus dipindahkan ke Palu dan Donggala. Kala itu, warga kampung secara spontanitas memberi uang hasil panen pisang mereka.

Padahal, itu merupakan hasil selama satu pekan. Semua itu ternyata diberikan untuk membantu masyarakat Palu, yang secara nyata menunjukkan begitu tingginya kepedulian sesama anak bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement