Selasa 22 Jan 2019 08:20 WIB

IPB Menjawab Revolusi Industri 4.0 dengan Agro-Maritim 4.0

Agro-Maritim 4.0 mengintegrasikan pengelolaan wilayah darat dan laut secara inklusif.

Rektor IPB,  Dr  Ir  Arif Satria saat memberikan sambutan di depan para  wisudawan IPB tahap IV tahun kuliah 2018/2019.
Foto: Dok IPB
Rektor IPB, Dr Ir Arif Satria saat memberikan sambutan di depan para wisudawan IPB tahap IV tahun kuliah 2018/2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB)  semakin menegaskan perannya dalam pembangunan nasional melalui peluncuran konsep agro-maritim 4.0. Konsep tersebut bertujuan merespons tantangan pencapaian tujuan global PBB yang tertuang dalam Sustainable Develompent Goals (SGDs) dan revolusi industri 4.0 di bidang pertanian dalam arti luas. 

Rektor IPB, Dr Arif Satria mengatakan, konsep agro-maritim 4.0 hadir untuk mengatasi masalah-masalah diskonektivitas pembangunan agro-maritim, degradasi lingkungan dan sumber daya alam, rendahnya kesejahteraan masyarakat, kerawanan pangan, rendahnya kontribusi sektor agro-maritim terhadap pertumbuhan ekonomi, dan ketimpangan pembangunan antarwilayah di Indonesia.

 “Agro-maritim 4.0 mengintegrasikan pengelolaan wilayah darat dan laut secara inklusif yang melibatkan sistem sosial, ekonomi, dan ekologi yang kompleks. Integrasi ini diwujudkan melalui pendekatan utama yaitu transdisiplin, konektivitas wilayah ekologis (ecoregion-connectivity), terintegrasi dan partisipatif (integrated-particitipatory),” kata rektor IPB  saat membuka wisuda dan penyerahan ijazah IPB tahap IV tahun akademik 2018/2019 di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/1).

Ia menambahkan, agro-maritim 4.0 menegaskan bahwa seluruh disiplin ilmu sama berperan penting dalam penyelesaian isu agro-maritim yang kompleks. “Dengan mengusung Creating Value sebagai ciri utama, maka teknologi agro-maritim 4.0 tidak semata melibatkan satu disiplin keilmuan saja tetapi melibatkan berbagai disiplin ilmu,” kata Arif dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pekan silam.

Penerapan konsep agro-maritim 4.0 mensyaratkan sejumlah ciri sumber daya manusia (SDM)  untuk mencapai tujuannya. “Generasi milenial sebagai agent of change (agen perubahan) diharapkan mampu mendiseminasikan inovasi agro-maritim 4.0 secara inklusif dan menyentuh komunitas,” ujarnya. 

photo
Wajah-wajah cerita wisudawan dan wisudawati IPB.

Dalam hal ini, lulusan IPB harus terus mengasah diri untuk memiliki ciri SDM 4.0.  “Yaitu memiliki keterampilan kunci dalam karir dan hidup, memiliki ketrampilan mengelola informasi, media, dan teknologi, memiliki keterampilan belajar dan berinovasi dan mampu menerapkan keterampilan komunikasi yang efektif,” papar Arif.

Rektor menegaskan, core keilmuan dalam IPB memiliki posisi sentral dalam pencapaian SDGs. Untuk itu, IPB mendirikan Pusat Kajian Sains Berkelanjutan dan Transdisiplin (Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences) yang memelopori studi transdisiplin untuk menjawab permasalahan pembangunan berkelanjutan. 

IPB saat ini juga sedang mengembangkan portal sustainability yang akan diluncurkan pada 24 Januari 2019. Portal ini menghimpun data dan informasi mengenai beragam kontribusi IPB dalam pencapaian SDGs. Di samping itu, kata Arif, IPB telah berperan dalam sejumlah aktivitas untuk mendukung pencapaian SDGs, yang dapat dikategorikan ke dalam empat pilar. Pilar tersebut  adalah pilar pembangunan sosial, pilar pembangunan ekonomi, pilar pembangunan lingkungan dan pilar pembangunan hukum dan tata kelola.

Pada wisuda kali ini, IPB menyerahkan ijazah kepada 775 orang lulusan. Mereka terdiri dari 94 orang lulusan Program Diploma I Sekolah Vokasi, 35 orang lulusan Program Diploma III Sekolah Vokasi, 464 orang lulusan program Sarjana, 24 orang lulusan program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, 131 orang lulusan program Magister, dan 27 lulusan program Doktor. Hingga wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 157.313 alumni. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement