Senin 21 Jan 2019 23:04 WIB

Ini Kelemahan Penulis Indonesia

Buku dihasilkan dari kolaborasi penulis, penerbit, dan editor

Suasana di London Book Fair / Ilustrasi
Foto: EPA
Suasana di London Book Fair / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan kelemahan dari penulis Indonesia ada di riset dan juga pemilihan temanya. Menurutnya, hal itu bisa diatasi dengan mengubah cara untuk menciptakan tulisan, terutama buku.

Ia mengatakan buku merupakan produk kolaborasi. Artinya, buku bukan hanya produk dari seorang penulis tetapi kerja sama dengan penerbit dan editor.

"Buku merupakan produk kolaborasi, jadi penulis tidak bekerja sendiri. Tetapi didukung riset dan juga diskusi dengan editor," ujar Hilmar dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (21/1).

Menurutnya, di Indonesia banyak penulis yang memiliki naskah kemudian ditawarkan ke penerbit. Sementara di negara lain, penulis dan penerbit berkolaborasi melihat apa yang tren saat ini dan kemudian menjadikannya sebagai buku.

"Kemendikbud berharap ekspresi Indonesia mendapat ruang lebih luas. Saat ini penjualan buku belum besar, dugaan saya dari segi kualitas masih kalah," katanya.

Meski begitu, ia mengapresiasi sejumlah penulis yang bisa secara konsisten menghasilkan buku-buku berkualitas. Apalagi, hal tersebut dibuktikan dengan 12 penulis Indonesia yang akan ditampilkan dalam pergelaran "London Book Fair 2019" yang akan diselenggarakan di London, 12 hingga 14 Maret 2019.

Sebanyak 12 penulis tersebut adalah Agustinus Wibowo, Clara Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan Paramadhita, Laksmi Pamuntjak, Leila S Chudori, Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila Rooswitha Putri.

Indonesia akan menjadi Market Focus dalam London Book Fair 2019. Untuk pameran tersebut telah terseleksi sebanyak 450 judul buku yang akan dipamerkan dari pelaku industri penerbitan yang terdiri dari 23 penerbit buku, agen sastra, dan 10 produsen produk kreatif.

"Kami menargetkan ada sekitar 50 hak cipta dapat terjual dalam pameran itu," kata Ketua Harian Panitia Pelaksana Market Focus untuk London Book Fair, Laura Bangun Prinsloo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement