Kamis 10 Jan 2019 13:13 WIB

Agar Menjadi Muslim yang Terjaga

Cinta terhadap Rasul adalah puncak keimanan Muslim.

Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahabbah, sebuah ungkapan kecintaan. Cinta yang muncul dari hati dan perasaan seseorang atas suatu hal. Cinta terhadap pasangan, cinta kepada orang tua, dan cinta terhadap anak, istri, serta kerabat. Kekuatan cinta mengalahkan kebencian. Mengikis permusuhan dan benih konflik.

Begitu dahsyat arti cinta. Cinta, kata Imam Syafii, menggiring orang untuk mengikuti apa pun titah sang kekasih. Innal muhibbi lima yuhibbuhi muthi'.

Cinta itu akan lebih berharga dan berarti, kata Syekh Husain bin Qasim al-Qathis, bila ditujukkan kepada Rasulullah. Melalui artikelnya berjudul Mahabbatun Nabi, ia mengatakan, cinta terhadap Rasulullah adalah kewajiban bagi tiap Muslim. Mencintai Allah SWT, maka harus dibuktikan dengan ketaatan terhadap Rasul-Nya. Cinta terhadap Rasul adalah puncak keimanan Muslim.

Kecintaan terhadap Rasulullah, kata Syekh Husain, akan membawa Muslim sebagai pribadi yang terjaga. Ini lantaran, cinta membawanya tetap dalam koridor sunah yang telah Rasul gariskan. Tak ada yang bisa menandingi kekuatan cinta kepada Rasulullah. Bahkan, hanya bermodal cinta yang tulus dan hakiki, seorang sahabat berhak mendapatkan surga.

Sebuah hadis riwayat Anas bin Malik mengisahkan tentang keutamaan cinta Rasulullah. Suatu ketika, sahabat bertanya tentang kapankah kiamat akan tiba. Rasul membalas : Apa sajakah persiapan yang telah engkau tempuh? Tak ada apa pun yang ia persiapkan kecuali kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Kecintaan itu pun berbuah manis. Engkau akan bersama orang yang engkau cintai,sabda Rasul.128)

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement