Kamis 03 Jan 2019 17:42 WIB

Mahasiswa UNY Buat Sabun Herbal dari Daun Petai Cina

Sabun herbal yang mampu mencerahkan dan menghaluskan kulit ini minim bahan kimia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Sabun herbal berbahan daun petai cina karya sejumlah mahasiswa  Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Dok UNY
Sabun herbal berbahan daun petai cina karya sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Belum banyak kreasi yang bisa dihasilkan dari petai cina. Padahal, tumbuhan petai cina sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Inilah yang menginspirasi sejumlah mahasiswa menghasilkan kreasi berbahan petani cina.

Petai cina sangat akrab dengan masyarakat Indonesia hampir di setiap daerah ada tanaman ini. Orang Jawa menyebutnya sebagai lamtoro dan sering memanfaatkan pohonnya sebagai pencegah erosi, tempat berteduh, sumber kayu bakar dan pakar ternak.

Sedangkan buahnya, banyak dibuat makanan seperti botok lamtoro. Walau daunnya banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, di tangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) petai cina dibuat menjadi sesuatu yang berbeda.

Ada Fatwaning Raras dan Merita Dewi dari Prodi Pendidikan Akuntansi, Nurhayati Wahyu dari Prodi Pendidikan Kimia, Novita Permata dari Prodi Pendidikan Biologi dan Aprilia Ristianasari Prodi Tata Rias dan Kecantikan. Mereka menyulap daun petai cina menjadi sabun herbal untuk mencerahkan dan menghaluskan kulit.

Rars menerangkan, gagasan menciptakan sabun herbal ini karena dalam daun petai cina memiliki kandungan luar biasa. Ada energi 128 kilokalori, protein 12 gram, lemak 6,5 gram, karbohidrat 12,4 gram, kalsium 500 miligram, fosfor 100 miligram, zat besi 3 miligram, vitamin A 17.800 international units, vitamin B1 0,04 miligram dan vitamin C 64 miligram.

"Beberapa kandungan tersebut kami gunakan dalam sabun petani cina," kata Raras, Kamis (3/1).

Dewi menjelaskan, sabun herbal ini sangat minim bahan kimia. Hal itu dilakukan karena mereka merasa masyarakat kurang memahami efek samping produk yang menggunakan bahan kimia.

Mulai dari membuat kecanduan, masalah kulit seperti memerah, terbakar dan masih banyak lain. Karenanya, mereka menggunakan bahan daun petai cina yang dapat mengurangi produk kimia yang menjadi campuran agar tidak merusak kulit.

Usaha ini bertujuan agar produk kecantikan berupa kosmetik badan yang tidak hanya cepat dalam mencerahkan, mengurangi kekusaman dan menghaluskan kulit. Tapi, tapi juga menyadarkan masyarakat akan keamanan produk yang dikonsumsi.

"Selain itu, bahan utama yang digunakan adalah herbal dan alami, sehingga mengurangi efek samping," ujar Dewi.

photo
Sabun herbal berbahan daun petai cina karya sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Nurhayati menuturkan, sabun herbal petai cina itu diberi nama Atecin. Itu terbuat dari natrium hidroksida, air suling, daun petai cina untuk disaring airnya, pewarna makanan alami, minyak kelapa, sawit, zaitun dan minyak esensial.

Sedangkan, alat yang dibutuhkan mulai dari kompor, oven, sendok blender, gelas plastik ukuran delapan ons, termometer digital dan cetakan sabun. Cara membuatnya dimulai dari campuran natrium hidroksida dengan air.

Kemudian, buat campuran minyak kelapa, sawit dan zaitun sesuai ukurang yang sudah ditetapkan. Kedua racikan didiamkan. Panaskan minyak dalam oven atau kompor, dan campurkan racikan pertama dan kedua dengan spatula karet.

"Pastikan campuran tersebut dengan menggunakan tongkat blender hingga kental kira-kira tiga menit," kata Nurhayati.

Jika masih ada gelembung berarti campuran belum sempurna, aduk kembali. Setelah tercampur dengan sempurna, tambahkan pewangi, minyak esensial, air daun petai cina dan pewarna makanan untuk mendapat wartna yang menarik.

Setelah itu, bentuk adonan itu dalam cetakan dan tunggu sampai semua mengeras. Setelah mengeras, keluarkan dari cetakan dan bungkus dengan rapi untuk menarik penampilannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement