Jumat 14 Dec 2018 16:47 WIB

Mahasiswa ITS Buat Beton dari Cangkang Keong

Beton dari cangkang keong bersifat ramah lingkungan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani menunjukkan hama keong mas dan telur keong yang menyerang tanaman padinya di Desa Pojoksari, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (16/4). (ANTARA /Aditya Pradana Putra)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petani menunjukkan hama keong mas dan telur keong yang menyerang tanaman padinya di Desa Pojoksari, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (16/4). (ANTARA /Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi memanfaatkan abu cangkang keong sawah dan serbuk kapur alami untuk campuran pembuatan beton. Inovasi tersebut dilakukan karena makin tingginya permintaan beton di masyarakat saat ini, yang menyebabkan makin tinggi pula kadar karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh Portland Pozzoland Cement (PPC) sebagai bahan utama pembuat beton.

Keempat mahasiswa itu adalah Ifon Robi Kurniadi, Ilham Pradana Kusuma, Aditya Rachmad Andriyono, dan Mohamad Ilham Fahmi, mahasiswa dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS dengan nama Tim PERFE-CT. Mohamad Ilham Fahmi, salah satu anggota Tim PERFE-CT menjelaskan, cangkang keong sawah mengandung kadar CaCO3 (kalsium karbonat) yang sangat tinggi, sehingga dapat bereaksi sangat baik dengan semen sebagai bahan utama pembuatan beton.

“Kami memanfaatkan cangkang keong sawah karena selama ini yang dimanfaatkan hanya dagingnya saja, sedangkan cangkangnya terbuang sia-sia,” ujar Ilham dalam pesan singkatnya, Jumat (14/12).

Ifon Robi Kurniadi selaku ketua tim mengungkapkan, batuan kapur alami yang dimiliki Indonesia sangat ini masih melimpah, khususnya di Provinsi Jawa Timur. Namun, hampir di setiap daerah di Jawa Timur yang memiliki batuan kapur alami terebut masih belum memanfaatkan secara maksimal.

Padahal, kata dia, manfaat kapur alami untuk berbagai produksi bahan sangatlah besar, terutama untuk campuran beton. “Sebab, kapur alami memiliki hasil yang sangat baik dalam bereaksi dengan semen pada campuran beton,” kataIfon.

Produksi semen PPC, tambah Ifon, saat ini mencapai 2,8 miliar ton per tahun untuk produksi bahan baku beton. Sehingga menyumbang dua hingga enam persen dari keseluruhan emisi CO2 oleh manusia dan diprediksi akan terus meningkat. Dalam pembuatan beton, material pozzolanic menjadi campuran dari semen PPC.

Untuk mengurangi penggunaan PPC itulah, Tim PERFE-CT mengganti material pozzolanic dan menambahkan komposisinya menggunakan abu cangkang keong dan serbuk kapur alami. “Selain mampu mengganti material pozzolanic, penggunaan material lokal ini juga dapat membantu perekonomian serta mengurangi limbah yang tak ternilai,” ujarnya.

Berkat inovasinya tersebut, tim mahasiswa dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut berhasil menyabet tiga penghargaan dalam Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2018 di Taiwan. Kompetisi yang digelar World Invention Intelectual Property Associations (WIIPA)tersebut, diikuti oleh 300 lebih peserta yang berasal dari 26 negara.

Tim mendapat tiga penghargaan sekaligus di ajang KIDE 2018 tersebut. Antara lain Gold Medal 2018 Kaohsiung International Invention & Design Expo, Award of Excellence dari Toronto Canada International Society of Innovation & Advanced Skill, dan Excellent Gold Medal dari Highly Innovative Unique Foundation Kingdom of Saudi Arabia.

berita menarik lainnya: Cerita ITB Soal Temuan Gading Berusia 1,5 Juta Tahun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement