Senin 26 Nov 2018 23:20 WIB

Mantan Ketua BPK Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unair

Harry Azhar menjadi profesor ekonomi spesialis audit keuangan negara dari Unair.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Harry Azhar Azis.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Harry Azhar Azis.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga (Unair) resmi mengukuhkan Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis sebagai guru besar bidang Ilmu Ekonomi. Harry dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Ekonomi spesialis audit keuangan negara. Harry mengatakan, gelar ini didapatkan dari penemuannya yang menggabungkan tiga teori agar proses audit menjadi lebih baik.

"Ini kan ada tiga teori yang saya coba hubungkan. Antara teori kesejahteraan, teori-teori anggaran, dan teori mengenai auditing. Selama ini audit baik yang dilakukan oleh BPK maupun yang lain-lainnya itu lebih menekankan kepada aspek kepatuhan," kata Harry usai dikukuhkan di Kampus C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11).

Harry berpendapat, audit dengan menekankan aspek kepatuhan yang selama ini dijalankan, yakni patuh terhadap peraturan perundangan. Namun pada prosesnya, audit yang dilqkukan masih belum menerapkan cara audit yang juga dapat menunjang kesejahteraan masyarakat.

"Kepatuhan yang dimaksud lebih kepada peraturan perundang-undangan, tetapi ada sebetulnya peraturan perundangan yang dilakukan yaitu tanggung jawab kepada terwujudnya masyarakat yang sejahtera itu masih belum," ujar Harry.

Harry mengatakan, lewat penemuan tersebut, dirinya ingin mendorong audit kinerja. Dimana di BPK ada tiga jenis audit yang dijalankan. Yakni audit keuangan, audit tujuan tertentu, dan audit kinerja.

Maka dari itu, audit kinerja ini penting dalam melihat bagaimana kenaikan anggaran bisa berbanding lurus dengan kinerja pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari data di masyarakat. Audit kinerja menurutnya akan memperkuat, baik dari segi anggaran maupun personilnya.

Penelitian itu, lanjut Hary, untuk membuktikan misalnya selama 19 tahun yang diteliti, terjadi kenaikan anggaran sekitar 800 persen lebih, tapi angka kemiskinan turun cuma 45 persen. Menurutnya, masih harus ditingkatkan, begitu juga dengan pengangguran, dan indeks pembangunan Indonesia.

"Jadi pertanyaannya anggaran naik terus menerus tapi kok kesejahteraan indikatornya menurun. Untuk siapa APBN itu? Yang pertama ini yang ingin saya kembangkan," katanya.

Rektor Universitas Airlangga, Mohammad Nasih mengatakan, penemuan Harry Azhar Azis menjadi menarik karena proses audit yang selama ini dijalankan nampaknya belum mampu membuat rakyat otomatis sejahtera. Artinya masih ada jarak antara kesejahteraan dan laporan keuangan.

Secara teoritis, lanjut Nasih, auditing yang selama ini dijalankan juga lebih fokus pada audit keuangan. Dimana teknik dan lainnya juga dirasa sudah kadaluarsa.

"Sementara lingkungan sudah berubah, teknologi dan transasksi berubah, sehingga harus ada mekanisme dan konsep auditing yang kemudian bisa mewakili kepentingan rakyat," ujar Nasih.

Menurut Nasih, penemuan Harry juga merupakan ide brilian untuk kemudian mendorong audit atau laporan keuangan terkait kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing. Itu pula yang menjadi alasan Unair mengukuhkan Harry sebagai guru besar bidang ilmu ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement