Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

HNW: Indonesia Bangsa yang Memiliki Banyak Keunggulan

Jumat 23 Nov 2018 10:29 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Foto: MPR
Masyarakat di Indonesia harus bersyukur atas keunggulan yang dimiliki Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK LABU -- Siti Hadiyah warga Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan menyampaikan keluhannya. Dengan nada yang parau, dia mengaku bingung bagaimana caranya menanamkan rasa nasionalisme kepada anaknya. Sebagai warga negara, Hadiyah mengaku tak ingin melihat anaknya tumbuh tanpa rasa nasionalisme.

"Mohon Bapak Hidayat Nur Wahid berkenan mengajarkan kepada saya bagaimana mendidik rasa nasionalisme kepada anak. Saya percaya, Bapak sebagai pimpinan MPR, adalah orang yang tepat menjawab pertanyaan ini," kata Hadiyah kepada pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), saat sesi tanya jawab, pada acara dialog kebangsaan dan temu tokoh Nasional.

Acara tersebut berlangsung di lapangan tenis, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (22/12) malam. Dialog kebangsaan tersebut merupakan kerja sama antara MPR RI dengan Yayasan Insan Karya Guna.

photo
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam acara dialog kebangsaan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid antara lain mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak keunggulan. oleh karena itu seluruh masyarakat Indonesia harus senantiasa bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah SWT.

Alam Indonesia, kata Hidayat, memiliki banyak keunggulan dibanding negara-negara lain di dunia. Dibandingkan dengan benua Afrika misalnya, di padang pasir Afrika, udara sangat terik. Suhunya sangat panas. Sedangkan di negara-negara Eropa, saat salju turun hawanya sangat dingin. Sehingga harus mengenakan pakaian berlapis-lapis.

"Kita bisa tinggal di Indonesia dengan nyaman. Tidak perlu pendingin yang ekstra, atau pakaian berhelai-helai. Saat kemarau, panasnya jauh di bawah Padang pasir. Dan waktu hujan, tidak membuat dingin seekstrim negara-negara kawasan Eropa," kata Hidayat menambahkan seperti dalam siaran persnya.

Di Indonesia, umat Islam biasa berpuasa antara 12-13 jam. Tapi di kutub, waktu Subuh bisa tiba pada pukul 02.00 dinihari. Dan Isya jam 24. Artinya, masyarakat kutub harus berpuasa jauh lebih lama dibanding Indonesia.

"Terlebih lagi soal makanan. Soto misalnya, kita memiliki banyak makanan jenis ini. Soto Betawi, soto Kudus, Coto Makasar soto Madura dan  yang lainnya. Krupuk,  kita jauh lebih beragam dibanding India yang katanya memiliki beragam makanan. Semua  itu harus kita kenali dan bangga, sehingga membantu kita untuk memiliki rasa nasionalisme serta cinta Tanah Air," kata  Hidayat menambahkan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler