Kamis 22 Nov 2018 09:42 WIB

Pengamat: Perombakan Sistem Pendidikan SMK Sangat Mendesak

Hal yang diperbaiki mulai dari penyederhanaan hingga penambahan guru produktif SMK.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Pelatihan dan Pendampingan SMK Bidang Teknologi 3D Printing di  Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Senin (22/10).
Foto: Dok UGM
Pelatihan dan Pendampingan SMK Bidang Teknologi 3D Printing di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerhati pendidikan sekaligus Direktur Utama PT Eduspec Indonesia Indra Charismiadji menilai, perombakan pendidikan vokasi atau SMK sangat mendesak. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, mulai dari penyederhanaan hingga penambahan guru produktif SMK.

“Sekarang kan ada 149 bidang keahlian, coba disederhanakan menjadi bidang keahlian yang memang menjadi fokus pengembangan industri,” kata Indra saat dihubungi Republika, Rabu (21/11).

Selain itu, Indra juga menyarankan agar kompetensi keahlian yang dikembangkan di SMK disesuaikan dengan potensi industri masing-masing daerah di Indonesia. Karena tentunya pengembangan keahlian untuk daerah pariwisata, pertanian atau bahkan maritim akan berbeda.

“Jadi harus disesuaikan dengan apa yang industri apa yang ingin dikembangakan. Jadi nyambung antara pendidikan vokasi dan industri yang ingin dikembangkan,” ungkap dia.

Selanjutnya, ujar Indra, pemerintah didesak untuk memperbanyak guru produktif. Karena menurut dia, guru produktif ini masih sangat kurang dan menjadi problematika selama 10 tahun belakangan ini. Sehingga sebagai solusi pemerintah harus segera mencari guru produktif.

“Caranya bisa dengan merekrut dari industri untuk menjadi guru atau memanfaatkan teknologi untuk sang pengajar di industri tapi guru yang di sekolah sebagai fasilitator saja,” ungkap dia.

Diketahui, Presiden Joko widodo mengungkapkan dua kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bersama di Indonesia, yakni revitalisasi pendidikan vokasi dan meningkatkan keterampilan pencari kerja. Menurut dia, kedua hal itu mesti dilakukan secara besar-besaran mulai tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement