Selasa 20 Nov 2018 04:54 WIB

Perguruan Tinggi Didorong Tingkatkan SDM Sektor Konstruksi

Sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Pekerja konstruksi (ilustrasi)
Foto: constructionweekonline.com
Pekerja konstruksi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai perguruan tinggi di beragam wilayah Nusantara didorong untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia di sektor konstruksi. Itu sebagai salah satu upaya untuk membantu meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global.

"Perguruan tinggi berperan sebagai laboratorium riset, inkubator produk inovatif, jaringan pengetahuan dan teknologi, serta basis produksi SDM ahli," kata Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, dalam keterangan tertulis, Senin (20/11).

Menurut Hadi, Kementerian PUPR telah melakukan terobosan dalam meningkatkan daya saing bidang konstruksi yaitu melalui konsep triple helix. Ia memaparkan bahwa konsep triple helix tersebut adalah melakukan kerja sama untuk saling bersinergi antara perguruan tinggi, pelaku usaha dan pemerintah.

"Dalam pengembangan jasa konstruksi, perguruan tinggi diharapkan dapat membangun minat siswa didik kepada industri konstruksi, mengembangkan SDM, memperkuat kurikulum yang menunjang konstruksi, akreditasi untuk program studi, meningkatkan riset dalam bidang konstruksi, dan melakukan riset dengan pendekatan multi-disiplin terpadu," ungkap Hadi.

Menurut dia, kesepakatan bersama ASEAN dalam jasa keinsinyuran telah membuka kesempatan bagi insinyur yang berwarganegara ASEAN untuk berkarya lintas batas negara di lingkungan ASEAN.

Hal tersebut, lanjutnya, merupakan peluang sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi untuk menjadikan lulusannya yang berjaya, mandiri dan berdaya saing di tingkat global.

Sebagaimana diwartakan, rencana pendirian Politeknik PUPR merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka fokus meningkatkan SDM konstruksi nasional.

"Kita memasuki era kompetisi. Dalam era kompetisi ini, bukan proteksi yang dikedepankan, tapi kompetensi, khususnya di bidang konstruksi," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Ia mengemukakan bahwa Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja konstruksi, baik tenaga terampil maupun ahli sebagai ujung tombak pembangunan infrastruktur.

Selain melalui program sertifikasi, lanjutnya, upaya lain yang dilakukan dengan bekerjasama dengan institusi pendidikan seperti perguruan tinggi, sekolah menengah kejuruan.

Kementerian PUPR kini juga tengah mempersiapkan pendirian Politeknik PUPR yang akan memiliki tiga program studi yakni Konstruksi Gedung, Struktur Bangunan Air, dan Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan tujuan pendirian Politeknik adalah untuk menghasilkan tenaga kerja konstruksi yang memiliki kompetensi dengan spesifikasi keahlian tertentu yang siap bekerja pada proyek-proyek infrastruktur khususnya infrastruktur PUPR.

"Materi kuliah dirancang memenuhi kebutuhan kerja dalam pembangunan infrastruktur PUPR, sehingga menghasilkan lulusan siap kerja," ucapnya.

Dalam mempersiapkan Politeknik PUPR sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi teknik terbaik di Indonesia, Kementerian PUPR menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi teknik terkemuka baik di dalam negeri maupun luar negeri, salah satunya dengan IHE Delft Institute for Water Education, Belanda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement