Kamis 12 Jun 2014 12:00 WIB

Nestapa Pele, Digdayanya Brasil

Rep: Arif Supriyono/ Red: Didi Purwadi
Pemain Timnas Brasil, Mario Zagallo (dua kiri), melepaskan tembakan saat menghadapi Inggris di perempat final Piala Dunia 1962.
Foto: AP
Pemain Timnas Brasil, Mario Zagallo (dua kiri), melepaskan tembakan saat menghadapi Inggris di perempat final Piala Dunia 1962.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Adalah Carlos Dittiborn, orang paling berjasa, yang menjadikan Cile sebagai tuan rumah Piala Dunia 1962. Pria kelahiran Rio de Janeiro, Brasil yang kemudian tinggal dan menetap di Cile itulah yang mengupayakan habis-habisan agar FIFA memilih Cile sebagai tuan rumah.

Upayanya sebagai utusan Cile membuahkan hasil. Sayangnya, pria yang gila bola itu tak sempat menikmati hasil usahanya. Sebulan menjelang pembukaan Piala Dunia, Ditiborn meninggal dunia.

Untuk mengenang jasanya, warga Cile dengan lantang hampir di setiap stadion selalu mendengungkan ungkapan Ditiborn yang amat dikenal,“Karena tidak memiliki apa-apa, kami akan melakukan sepenuh hati.”

Di arena pertandingan, hampir semua menjagokan Brasil yang bakal sukses mempertahankan gelar. Ini karena sembilan pemain Brasil di Piala Dunia 1958 masih tetap memperkuat tim. Mereka adalah Gilmar (kiper), Nilton Santos, Djalma Santos, Zito, Garrincha, Didi, Zagalo, Vava, dan tentu saja Pele.

Para pengamat pun ingin menikmati lagi tarian Pele di lapangan. Di usia yang semakin matang, banyak yang memperkirakan atraksi Pele akan kian menghibur.

Harapan penggemar bola tak sepenuhnya terpenuhi. Edson Arantes do Nascimento alias Pele hanya sekali tampil penuh saat melawan Meksiko yang berakhir 2-0 untuk Brasil. Ia menyumbang satu gol.

Tatkala laga kedua melawan Cekoslovakia yang berakhir seri 0-0, Pele mengalami cedera berat. Ia pun harus diparkir hingga akhir Piala Dunia. Posisinya diganti oleh Amarildo.

Walau tanpa Pele, kinerja Brasil masih tetap mentereng. Tim Samba terus melaju. Di perempat final, Brasil menjungkalkan Inggris dengan 3-1. Tuan rumah pun menunggu Brasil di semifinal.

Sebenarnya, warga Cile berharap timnya bisa berprestasi lebih tinggi. Lantaran bertemu Brasil, mereka pun pasrah. Dan benar adanya, Cile pun tak berdaya sehingga kalah 2-4 dari Brasil.

Pada semifinal lain, Cekoslovakia mampu mengatasi perlawanan Yugoslavia dengan 3-1. Pertemuan ulang pun tak terelakkan antara Brasil dan Cekoslovakia.

Kematangan Brasil mampu menjebol kekokohan Cekoslovakia. Walau Joseph Masopust (kelak pernah melatih di Indonesia) membuka gol ke gawang Brasil namun keunggulan itu hanya berlangsung sesaat.

Tiga gol beruntun dari Amarildo, Zito, dan Vava mengunci harapan Cekoslovakia. Brasil pun berjaya meraih gelar kedua sedangkan gol terbanyak dilesakkan Jerkovic dari Yugoslavia. 

sumber : Berbagai sumber
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement