Kamis 12 Jul 2018 20:07 WIB

Piala Dunia 2014, Kemunculan Generasi Emas Jilid II Belgia

Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku, mengangkat status Red Devils.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Pemain Belgia, Kevin De Bruyne (kiri), berlari merayakan golnya ke gawang Amerika Serikat di laga babak 16 besar Piala Dunia 2014 Brasil di Arena Fonte Nova, Salvador, Selasa (1/7).
Foto: Reuters/Marcos Brindicci
Pemain Belgia, Kevin De Bruyne (kiri), berlari merayakan golnya ke gawang Amerika Serikat di laga babak 16 besar Piala Dunia 2014 Brasil di Arena Fonte Nova, Salvador, Selasa (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Belgia hadir menjadi salah satu kekuatan sepak bola Eropa dan dunia dalam beberapa tahun belakangan. Kemunculan Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku, mengangkat status Red Devils menjadi tim yang disegani.

Sederet pemain Belgia laris di klub-klub Liga Primer Inggris dan sejumlah klub top Eropa. Kemampuan mereka diakui setelah sebelumnya dipandang sebelah mata.

Untuk ini, Belgia layak berterima kasih kepada Michel Sablon, mantan direktur teknis Federasi Sepak Bola Belgia (KBVB) pada akhir 1990-an hingga 2012. Ia terpukul oleh kegagalan Belgia lolos dari penyisihan grup Piala Eropa 2000, padahal berstatus sebagai tuan rumah bersama dengan Belanda.

Sablon memaparkan program mencetak pemain kaliber dunia lewat presentasinya. Sekolah, sekolah olahraga, sekolah sepak bola, dan akademi klub diajak berpartisipasi untuk mewujudkan program ini. Anak-anak Belgia dibiasakan untuk mengeksplorasi kemampuan individunya. Mereka tak boleh langsung bermain 11 lawan 11, melainkan bertahap mulai 5 vs 5. Tujuannya agar pemain dapat lebih banyak menguasai bola.

Saat tiba bermain tim 11 vs 11, formasi pakem yang diterapkan adalah 4-3-3. Bek dibiasakan tidak melepas sliding, namun memaksimalkan kemampuan membaca permainan untuk memotong bola.

Usaha keras Sablon meyakinkan seluruh stakeholder sepak bola di Belgia perlahan menunjukkan hasil. Sejumlah bintang muda Belgia muncul. Pada 2007, Hazard dan Christian Benteke membawa Belgia ke semifinal Piala Eropa U-17. Langkah Hazard dkk terhenti di semifinal dengan kekalahan 6-7 dari Spanyol. Setahun kemudian, tim U-23 yang bermaterikan Vincent Kompany, Thomas Vermaelen, Marouane Fellaini, Jan Vertonghen, dan Mousa Dembele meraih perunggu Olimpiade Beijing. Kejayaan Belgia tinggal menunggu waktu.

Piala Dunia 2014 menjadi momen kemunculan generasi emas Belgia jilid II setelah sebelumnya Enzo Scifo dkk masuk empat besar Piala Dunia 1986. Penampilan menawan para pemain Belgia bersama klub masing-masing dan aksi Red Devils sepanjang penyisihan membuat Hazard dkk diperhitungkan untuk menghadirkan kejutan.

Tergabung di Grup H, Belgia tampil sebagai pemuncak. Red Devils masing-masing menaklukkan Aljazair (2-1), Rusia (1-0), dan Korea Selatan (1-0). 

Pada babak 16 besar, Belgia berhadapan dengan Amerika Serikat. Butuh babak perpanjangan waktu bagi skuat asuhan Marc Wilmots untuk mengatasi AS 2-1.

Sayang, langkah Belgia ternyata terhenti pada babak perempat final. Red Devils harus mengakui keunggulan Argentina 0-1.

Ada kekecewaan di kubu Belgia pada laga itu. Mereka menganggap wasit terlalu mengistimewakan Lionel Messi dkk. Argentina akhirnya lolos ke partai puncak walau akhirnya kalah 0-1 dari Jerman.

Semakin matangnya para pemain membuat Belgia kembali dijagokan pada Piala Eropa 2016. Tapi kembali, Hazard dkk harus terhenti di perempat final, kali ini ditumbangkan tim minim pengalaman Wales.

Bermaterikan mayoritas pemain dari dua ajang besar ini, Belgia kembali menjadi favorit di Piala Dunia 2018. Ekspektasi besar digantungkan. Belgia perkasa di grup dengan tiga kemenangan, termasuk menaklukkan Inggris. Jepang disingkirkan pada fase 16 besar. Setelah itu, Iblis Merah menyudahi perlawanan Brasil.

Sayang, langkah Belgia dihentikan Prancis di semifinal dengan skor 0-1. Saat itu, Belgia turun dengan delapan pemain yang juga tampil di perempat final Piala Dunia 2014 melawan Argentina, yakni Thibaut Courtois, Toby Alderwireld, Vincent Kompany, Jan Vertonghen, Axel Witsel, Maroune Fellaini, Eden Hazard, dan Kevin de Bruyne. 

Belgia memang gagal meraih trofi. Akan tetapi, generasi emas jilid II Red Devils ini menunjukkan pada dunia bahwa mereka tak lagi bisa diremehkan. Dengan penambahan tenaga-tenaga muda baru, Belgia bakal tetap jadi kekuatan yang layak ditakuti pada Piala Dunia 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement