Rabu 27 Jun 2018 11:05 WIB

Italia 1990, Saat Argentina Tertatih Namun Lolos ke Final

Argentina asuhan Carlos Bilardo memulai turnamen dengan hasil buruk.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Israr Itah
Piala Dunia 1990
Foto: www.cre8ivecommando.com
Piala Dunia 1990

REPUBLIKA.CO.ID, SAINTPETERSBURG -- Argentina akhirnya lolos dari ruang sempit menuju babajk 16 besar Piala Dunia 2018 Rusia. La Albiceleste secara dramatis lolos usai mengalahkan Nigeria 2-1 di partai ketiga grup D di Stadion Zenit, Rabu (27/6) dini hari WIB. 

Argentina lolos dengan raihan empat poin. Hanya unggul satu angka dari Super Eagles. Tim Tango mendampingi juara grup D Kroasia yang di saat bersamaan juga menang 2-1 atas Islandia di Stadion Rostov. 

Argentina menjadi buah bibir sejak mereka memulai kiprah di Rusia 2018. Lionel Messi dan kawan-kawan memulai turnamen terbesar sepak bola internasional itu dengan hasil seri 1-1 melawan tim debutan Islandia pada Sabtu (16/6). 

Messi kala itu menjadi sasaran kritik karena penalti yang ia ambil di akhir-akhir laga gagal dikonversi menjadi gol. Sepekan kemudian, nasib Argentina semakin genting. Melawan Kroasia di Stadion Nizhny Novgorod, mereka menderita kekalahan telak 3-0. Sejak saat itu banyak analisis menyebutkan Argentina akan sangat sulit lolos ke 16 besar karena saingan mereka Nigeria justru menang 2-0 atas Islandia pada laga kedua. 

Selain faktor rentetan hasil buruk, Argentina juga dilaporkan diterpa perpecahan di dalam tubuh tim. Tapi sebelum menghadapi laga terakhir melawan Nigeria, Sampaoli membantah adanya kekisruhan di kamar ganti Tim Tango. Sampaoli menyebut semua pemain solid di bawah arahannya. Ucapan Sampaoli terbukti dengan penampilan gigih dan kompak Si Putih Biru Langit selama melawan Nigeria. 

Perjalanan Argentina untuk lolos ke 16 besar ini mengingatkan aksi mereka pada Piala Dunia 1990 di Italia. Ketika itu, Argentina yang masih diperkuat sang legenda Diego Maradona dan berstatus sebagai juara bertahan Piala Dunia 1986 juga terseok-seok pada fase grup. Argentina tergabung di grup B bersama Kamerun, Rumania dan Rusia yang kala itu masih bernama Uni Soviet. 

Argentina asuhan Carlos Bilardo memulai turnamen dengan hasil buruk yaitu menderita kekalahan 0-1 dari Kamerin di Stadion San Siro, Kota Milan. Sepekan kemudian, Argentina baru mulai memetik poin tiga dengan mengalahkan Rusia 2-0 di Stadion San Paolo, Napoli. 

Untuk bisa lolos, Argentina harus menghadapi laga hidup mati melawan Rumania yang juga sama-sama memilii peluang mendampingi Kamerun ke 16 besar. Hasilnya Argentina hanya menambah satu angka karena laga berkesudahan 1-1 di Stadion San Paolo. Argentina hanya duduk di peringkat tiga klasemen akhir grup B. Namun Tim Tango diuntungkan karena mereka diberi tiket lolos sebagai salah satu tim peringkat tiga terbaik. 

Walau lolos tak meyakinkan, Argentina membuktikan kapasitasnya setelah memasuki babak gugur. Maradona dkk bahkan melaju sampai partai puncak. Di 16 besar, Argentina menyingkirkan rival sesama Amerika Selatan yaitu Brasil dengan skor 1-0 di Stadion Delle Alpi. Kemudian di perempat final, giliran Yugoslavia yang menjadi korban lewat adu penalti dengan keunggulan 3-2. 

Di semifinal, ujian berat dihadapi Argentina karena lawan yang menantang mereka adalah tuan rumah Italia di San Paolo. Laga berakhir sama kuat 1-1. Lagi-lagi Argentina lolos melalui adu penalti. Skor akhir saat itu 4-3. Maradona menentukan kelolosan Argentina ke final sebagai penendang terakhir yang sukses menjebol gawang Gli Azzurri. 

Tapi sayang langkah Argentina akhirnya berakhir duka di partai puncak. Di Stadion Olimpico, Albiceleste kalah tipis 0-1 dari Jerman yang saat itu masih bernama Jerman Barat. Kekalahan Argentina di final cukup kontroversial karena Jerman menang lewat gol penalti hasil diving Juergen Klinsmann. Penalti dieksekusi Andreas Brehme ddengan sempurna pada menit 85. 

Layak dinantikan apakah Argentina dapat mengulang sukses menapaki atmosfer partai final Piala Dunia Rusia yang akan digelar di Stadion Luzhniki, Kota Moskow 15 Juli mendatang. Sekarang yang sudah menanti Argentina di 16 besar adalah juara grup  C Prancis. Duel yang bagi sebagian pihak disebut final kepagian ini akan berlangsung pada Senin (2/7) di Cosmos Arena, Samara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement