Kamis 14 Jun 2018 20:13 WIB

Asa Arab Saudi

The Green Falcon ingin mengulang kesuksesan Piala Dunia 1994.

Tim Nasional Arab Saudi
Foto: AP Photo, File
Tim Nasional Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Afzan RM, Pemerhati Sepak Bola.

Menjadi tim sepak bola tak melulu bicara prestasi. Sepak bola tetaplah permainan, di dalamnya tak hanya unsur menang yang menonjol, tetapi juga harus ada unsur 'enak ditonton'.

Arab Saudi, negara kerajaan ini, sama sekali tak diunggulkan dalam Piala Dunia 2018. Bursa taruhan menempatkan probabilitas 1:1000 bagi tim berjuluk the Green Falcon ini untuk lolos dari fase grup dan melaju ke fase-fase berikutnya. Kenyataan itu bukan persoalan karena sudah menjadi hal yang biasa. Menjadi persoalan ketika hasil buruk diiringi permainan yang tak asyik ditonton. Akibatnya, pergantian pelatih menjadi 'kunci'.

Dilatih oleh pelatih sekaliber Bert Van Marwijk, yang membawa Belanda ke final Piala Dunia 2010, dan meloloskan Arab Saudi dari fase kualifikasi, ternyata bukan jaminan. Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) bisa dengan mudah memecat Van Marwijk karena mertua Van Bommel itu dianggap tak menghadirkan permainan yang menarik.

"Terlalu pragmatis," begitu istilah yang disebut media-media Arab mengenai permainan tim mereka, selain ogahnya Van Marwijk tinggal di Saudi. Maka, diangkatlah Edgardo Bauza sebagai pengganti. Sayangnya pria Argentina itu pun gagal memenuhi ekspektasi. November 2017, SAFF mengangkat Juan Antonio Pizzi, yang juga pria Argentina, tetapi memegang paspor Spanyol dan pernah memperkuat timnas Matador.

Pizzi diangkat setelah mundur sebagai pelatih Cile, yang gagal lolos dari kualifikasi Zona Amerika Selatan. Di pundaknya kini beban permainan Arab Saudi dipertanggungjawabkan.

Permainan Saudi yang mengandalkan striker Mohammad al-Sahlawi, bagi Presiden SAFF Adel Ezzat, wajib menghibur. Soal hasil, selama tidak menjadi lumbung gol, bukan masalah.

Maklum, di Grup A, Saudi harus menghadapi tuan rumah Rusia pada partai pembukaan malam ini, kemudian Uruguay dan Mesir. Uruguay dan Mesir dengan ranking FIFA di atas Saudi. Hanya Rusia yang merosot empat tempat ke posisi 70. Rusia berada di belakang Arab Saudi yang bercokol di posisi ke-67.

Saudi sekadar penggembira? Tidak juga. Piala Dunia 2018 merupakan yang kelima bagi Saudi, negara bola papan atas untuk lingkungan Asia berkat kemampuan tiga kali juara. Pada keikutsertaan pertama kali di Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, Sami al-Jaber dan kawan-kawan mengejutkan dengan mengalahkan Belgia 1-0. Meski kalah dari Belanda 1-2, Saudi lolos ke fase 16 besar berkat kemenangan atas Maroko.

Sayangnya di babak gugur, Saudi, yang menghadirkan kisah heroik kiper Mohammad al-Deaya, digebuk Swedia 1-3, yang pada akhirnya menempati posisi ketiga. Setelah itu, tiga penampilan Saudi di Piala Dunia tergolong mengecewakan.

Kenyataan itulah yang membuat Federasi Sepak Bola Saudi memilih Juan Antonio Pizzi, mantan striker Barcelona dan Valencia, sebagai pelatih kepala. Apalagi Pizzi sukses menjadikan Cile sebagai tim dengan permainan agresif. Kesuksesan menjuarai Copa America 2017 dan runner-up Piala Konfederasi 2017 (kalah di final oleh Jerman) menjadi bukti. Gagalnya Cile ke Piala Dunia 2018 malah menjadi 'berkah' tersendiri bagi Arab Saudi, yang sebelumnya bingung menentukan pelatih.

Adel Ezzat mengakui, ada kebanggaan tersendiri bagi Saudi tampil pada Piala Dunia kali ini, setelah dua kali perhelatan sebelumnya absen. "Ini kesempatan bagi Saudi untuk mencatatkan sejarah," katanya seperti dikutip Arabnews, setelah mengetahui Saudi akan melakoni pertandingan pembukaan menghadapi tuan rumah Rusia.

Target pun dikembangkan agar The Green Falcon bisa, minimal, mengulang kesuksesan 1994, lolos dari fase grup. Apalagi gaya main tim saat ini rada mirip dengan tim ketika dilatih Jorge Solari pada masa itu.

Jika bisa mengejutkan tuan rumah, kemudian sukses menahan Uruguay, Saudi akan berusaha mendulang poin penuh ketika menghadapi Mesir. Apalagi Mohammad Salah diprediksi masih absen.

Arab Saudi bakal jadi sorotan pada malam pembukaan Piala Dunia 2018. Gemerlap lampu Stadion Luzhniki, Moskow, akan mengangkat asa Arab Saudi untuk membuktikan pada puluhan juta penggila sepak bola dunia bahwa mereka akan menampilkan permainan menghibur. Semoga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement