Kamis 14 Jun 2018 15:11 WIB

Mengintip Stadion Luzhniki dari Dekat

Desain bangunan Stadion Luzhniki hampir sama dengan SUGBK Jakarta.

Wartawan Republika, Citra Listya Rini.
Foto: doc
Wartawan Republika, Citra Listya Rini.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Wartawan Republika, Citra Listya Rini, langsung dari Moskow, Rusia.

MOSKOW -- Stadion Luzhniki. Nama stadion ini belakangan terdengar akrab di telinga pecinta sepak bola seantero jagat termasuk saya. Stadion yang berlokasi di Moskow, Rusia ini menjadi buah bibir di media massa.

Ya, kick-off Piala Dunia 2018 bakal berlangsung di Stadion Luzhniki, Kamis (14/6) malam WIB. Laga pembukaan bakal mempertemukan tuan rumah Rusia melawan Arab Saudi.

Sebelum terbang ke Moskow, saya sempat mencari tahu latar belakang stadion megah di negeri Beruang Merah ini. Stadion Luzhniki, yang pada awalnya disebut Stadion Central Lenin, dibangun antara tahun 1955 dan 1956. Arena ini merupakan hasil ambisi pemimpin Uni Soviet untuk meningkatkan fasilitas olahraga di negara itu setelah keberhasilan pada Olimpiade 1952 seusai perang pertamanya.

Pengerjaan Kompleks Olimpiade Luzhniki dimulai pada 1954, dengan pembangunan stadion utamanya, juga disebut Grand Sports Arena, pada 1955. Stadion ini selesai dalam 450 hari dan dibuka secara resmi pada 31 Juli 1956. Luzhniki menjadi stadion utama Olimpiade 1980, menyelenggarakan upacara pembukaan dan penutupan, perlombaan atletik, final sepak bola, dan berkuda.

Sampai masa 1990-an, stadion tanpa atap ini bisa menampung lebih dari 100 ribu penonton. Pada 1996, stadion ini direnovasi secara ekstensif, termasuk pembangunan atap di atas tribun dan perbaikan area tempat duduk yang mengakibatkan penurunan kapasitas. Adalah PA Arena, Gmp Architekten, dan Mosproject-4 yang merancang Stadion Luzhniki.

photo
Pembukaan Piala Dunia 2018 akan digelar di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, Kamis (14/6). Republika/Citra Listya Rini

Setibanya di Moskow, saya pun langsung antusias untuk mengintip langsung kemegahan Stadion Luzhniki. Setelah turun menjejakkan kaki di Stasiun Metro Luzhniki, saya pun berjalan kaki menuju Stadion Luzhniki. Saya sempat menengok ke kiri dan kanan mencari lokasi stadion yang pekerjaan renovasinya selesai pada musim panas 2017 lalu itu.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya saya bisa melihat langsung kemegahan Stadion Luzhniki. Sayang, saya tidak bisa memasuki stadion karena adanya penjagaan ketat dari sekuriti setempat menjelang upacara pembukaan Piala Dunia 2018.

Alhasil, saya hanya bisa memandangi Stadion Luzhniki dari luar saja. Sepanjang mata memandang, saya pun tiba-tiba langsung teringat Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta. Ya, ini mengingat struktur dan desain bangunan Stadion Luzhniki hampir sama dengan SUGBK yang menjadi kebanggaan warga Jakarta dan Indonesia pada umumnya.

photo
Fan hanya bisa sampai di areal kompleks Stadion Luzhniki akibat adanya penjagaan ketat jelang pembukaan Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, Kamis (14/6). Republika/Citra Listya Rini

Menilik sejarah ke belakang, Presiden RI pertama Soekarno memang sempat berpidato di Stadion Luzhniki, di hadapan ratusan ribu warga Moskow. Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada 1956. Ketika itu Indonesia memang terbilang cukup akrab dengan negara-negara dari Blok Timur. 

“Uni Soviet adalah saudara yang jauh di mata tapi dekat di hati,” begitu penggalan pidato sang Proklamator RI di Stadion Luzhniki.

Setibanya di Jakarta seusai menuntaskan kunjungan kenegaraannya di Uni Soviet, Bung Karno terinspirasi untuk membangun stadion yang serupa dengan Luzhniki. Selanjutnya, rencana pembangunan stadion dimulai.

Kantor berita Rusia, RIA Novosti, dalam artikelnya mengklaim pembangunan SUBGK mendapat anggaran sebesar 12,5 juta dolar AS dari utang Uni Soviet. Pembangunan SUGBK bahkan melibatkan tukang-tukang bangunan dari Uni Soviet. SUGBK nan megah akhirnya resmi berdiri di Jakarta pada 1962.

Membaca sejarah lama yang tertulis, tentu saja tidak mengherankan jika SUGBK rupanya mirip dengan Stadion Luzhniki. Ketika saya mengintip langsung, kompleks Stadion Luzhniki juga seakan mengingatkan saya dengan kompleks SUGBK di Jakarta. Stadion Luzhniki terlihat sangat kokoh dengan atap bundar menyambung membentuk lingkaran khas seperti SUGBK.

Atribut berbau Piala Dunia 2018 pun mewarnai stadion kebanggaan warga Moskow tersebut. Jelang kick-off beberapa suporter negara kontestan Piala Dunia 2018 berdatangan untuk mengabadikan gambar Stadion Luzhniki. Pun, banyak dari mereka yang mengambil foto selfie berlatar belakang Stadion Luzhniki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement