Senin 18 Jun 2018 09:44 WIB

Kembalinya Salah Jadi Pelecut Semangat Mesir Atasi Rusia

Mesir akan keluar lebih awal dari Piala Dunia jika kalah melawan Rusia.

Red: Nur Aini
Mohamed Salah (kanan) saat berlatih dengan timnas Mesir, Kamis (14/6).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Mohamed Salah (kanan) saat berlatih dengan timnas Mesir, Kamis (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Rusia membuat kompetisi Piala Dunia mereka menjadi awal sebuah mimpi dengan kemenangan 5-0 atas Arab Saudi. Akan tetapi, mereka akan menghadapi tim yang sama sekali berbeda saat melawan Mesir dengan kembali beraksinya penyerang andalan mereka, Mohamed Salah.

Tuan rumah akan menghadapi tim Afrika Utara itu di St Petersburg pada Selasa (19/6). Kekalahan hampir dipastikan mendepak Mesir untuk keluar lebih awal di pentas Piala Dunia.

Rusia memuncaki Grup A dengan selisih gol di atas tim favorit Uruguay, yang membutuhkan gol terakhir untuk mengungguli Mesir dengan skor 1-0 dalam pertandingan pertama mereka di turnamen itu. Mesir, yang dilatih Hector Cuper asal Argentina, masih menargetkan finis di tempat kedua di penyisihan grup. Tetapi, mereka harus mengalahkan Rusia demi memperpanjang asa mencapai tujuan itu.

Tim Cuper menunjukkan bahwa saat melawan Uruguay mereka tidak akan bermurah hati memberikan kemenangan mudah seperti halnya Arab Saudi. Salah, yang harus memulai debut pertamanya, akan mendapat kesempatan mematahkan pertahanan Rusia yang semakin tua dan rentan.

Pelatih Stanislav Cherchesov memainkan bek tengah Sergei Ignashevich (38 tahun) dan bek Yuri Zhirkov, 34 tahun, di pertandingan pertama. Jika pelatih Rusia itu tetap dengan duo yang sama, Mesir dan Salah diperkirakan mampu mengatasinya.

Ulang tahun Salah yang ke-26 hancur oleh kekalahan dari Uruguay. Ia hanya menyaksikan pertandingan dari bangku pemain cadangan setelah Cuper memilih untuk tidak mengambil risiko kepada pemain bintangnya setelah Salah pulih dari cedera bahu.

Sementara, Zhirkov masih memiliki banyak kecepatan, ia akan merasa sulit untuk mengatasi serangan cepat Salah. Serangan Salah telah menghancurkan banyak lini pertahanan tim-tim Eropa melalui Liverpool musim lalu, saat menyerang dari sayap kanan dan dengan tembakan kaki kirinya yang mematikan.

Pengalaman Ignashevich menjadi sebuah aset, tetapi usianya sudah semakin menua. Setiap upaya untuk melapis Salah akan membebaskan posisi Mahmoud Hassan, yang lebih dikenal dengan nama panggilannya "Trezeguet", di sisi berlawanan.

Pemain berusia 23 tahun itu terbukti banyak membantu saat melawan Uruguay. Bek kanan Rusia kelahiran Brazil Mario Fernandes akan membutuhkan semua kecerdasannya untuk meredam laju Trezeguet.

Sementara tim Mesir diperkuat oleh kembalinya Salah, Rusia akan dilemahkan oleh tidak adanya gelandang kreatif Alan Dzagoev, yang cedera selama pertandingan pembuka mereka. Dzagoev akan digantikan Denis Cheryshev, yang mendapatkan status pemain andalan baru setelah mampu bermain menekan dengan baik.

Setelah memasuki turnamen dengan peringkat FIFA ke-70, terendah dari seluruh tim yang berkompetisi, harapan kepada tim Rusia memuncak. Hal itu setelah banyak penggemarnya percaya tim mampu membuktikan performa hebat.

Kemenangan pembuka telah membuat kekhawatiran mereda. Tetapi kepercayaan diri berlebih yang mengalir pada barisan pemain Rusia bisa menjadi pemicu kegagalan mereka.

Mesir bersiap untuk bermain dalam serangan balik. Cuper meminta para gelandang dan pemain bertahan untuk tetap berdekatan di dua posisi yang tegas. Mereka diminta membatasi ruang-ruang untuk dimanfaatkan lawan untuk penyerangan. Rencana permainannya sederhana yakni arahkan bola ke kaki Salah dengan cepat dan biarkan dia melakukan apa yang terbaik untuknya.

Jika dia dalam kondisi yang bugar, Rusia bakal sulit menghentikannya. Hal itu akan membantu Mesir meraih kemenangan pertama mereka di Piala Dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement